"Kak sudahlah jangan membahasnya" Nadya memalingkan pandangan. Ia sangat malu menatap mata hitam di depannya. Namun, telunjuk Revan memaksa wajah memerah tadi menghadapnya.
"Hanya lihat aku, okay?" pinta putra Kusuma terdengar memaksa.
"Tidak bisa" jawab Nadya pelan.
Revan mengerutkan dahinya "Kenapa? Apa wajahku jelek?"
"Bu-bukan. Aku tidak bisa menatap wajah ini. siapa bilang kak Revan jelek. Sangat tampan tahu" jujurnya. Pria itu terkekeh yang entah keberapa kali.
"Benarkah? Apa aku paling tampan? Tidak ada yang lain?"
"Benar. Kak Revan satu-satunya yang tertampan" pria itu tak bisa menahan tawanya. Ia tertawa pecah mendengar ungkapan Nadya.
Menyelipkan rambut ke belakang daun telinga Nadya, menatap lekat rupa ayu istrinya. kulit putih dan bibir merah itu begitu menggoda.