'Apa dia marah?' batin Revan bertanya-tanya.
Nadya membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur, menarik selimut hingga menutupi muka. Ia tidak berani menatap wajah tampan disana. Namun, bukan Revan kalau berdiam diri. Ia mendekati Nadya.
Perempuan dalam selimut juga tahu kalau suaminya menghampiri.
"Sayang maafkan aku. Jangan ngambek lagi dong. Aku benar-benar tidak tahu, aku Cuma khawatir tadi."
Sigap Nadya menyibakkan selimutnya, menampakkan wajah mungil nan ayu.
"Aku tidak marah. Hanya malu. Lagian kenapa kakak langsung membuka pintu sih! Aku tidak sesakit itu kak." masih enggan melihat mata hitam itu.
"Iya, Maaf."
***
Hari ketiga Revan menjaga istrinya dirumah, dan tiga hari itu pula Arya sering berkunjung, menanyakan pertanyaan yang sama yaitu keadaan Nadya.