Pria itu mengecupi seluruh wajah Nadya, membuat si gadis terpejam tanpa sadar.
"Nad, ketahuilah. Aku begitu mencintaimu. Jangan pernah timbul keraguan pada hatimu. Selama di pernikahan tante Nabila, aku lihat kamu berbeda setelah bertemu Rea."
Perlahan si gadis membuka matanya, mata coklat itu tak berani membalas tatapan Revan. ia menoleh ke kanan.
"Tidak usah dibahas" balas Nadya datar.
Di Bali merupakan tujuan mereka untuk bersenang-senang dan berbagi kebahagiaan, bukan membahas perihal asing. Terlebih perempuan lain.
"Maafkan aku" setelah terdiam sejenak, pria itu berucap.
Keduanya pun terhening, tak ada siapapun yang memulai pembicaraan. Hingga gadis dengan rambut setengah basah, bergerak duduk menghadap Revan, masih dalam bathup. Mengalungkan lengannya ke leher pria didepannya.