"Bagaimana kantor hari ini, Mas?" Revan kembali duduk di sofa. Lalu merebahkan tubuhnya sembari melepaskan dasi yang sudah kesana-kemari bentuknya.
Si sekretaris mendekat "Lancar, Pak. Seperti biasa" sahutnya.
"Tante Nabila sudah masuk kerja?"
"Sudah, Pak. Hari ini ia mulai masuk." Arya terdiam sesaat. "Bagaimana kondisi paman, Pak?" tambahnya. Pria berambut yang selalu rapih ini begitu mengagumi istri bosnya, melihat tatapan teduh gadis bermata coklat, juga wajah cantik serta senyuman yang selalu melekat.
"Masih belum ada perubahan." Jawab Revan.
Sebentar putra Kusuma melirik arloji pada pergelangan kirinya, ia segera beranjak, berniat kembali kerumah sakit. pikirannya hanya di penuhi gadis itu, Nadya.
Sementara itu, Arya masih setia berada di dekatnya. Melihat punggung Revan yang menjauh hingga hilang di telan pintu.