"Besok siang aku akan menjemputmu untuk melihat calon rumah kita." Kata Adit mengelus kepala gadis manis di depannya.
Malam ini menjadi malam pertama bagi Nabila di sebuah apartemen asing juga bersama pria yang merupakan calon suaminya. Pria itu beranjak, melangkah kearah pintu keluar.
Di ruangan berbeda, Adit mengecek dan membaca dokumen perusahaan. Dirinya merasa sudah seperti Revan saja, di suguhkan lembar-lembar putih dengan tulisan hitam.
Perubahan sikap gadis ini juga terbilang cepat, yang awalnya enggan sama sekali berbicara sepatahpun kepada pria bernama Adit. Namun, sekarang menjadi gadis yang sedikit manja.
"Loh. Belum beranjak juga?" Adit melihat Nabila masih memainkan handphone nya di dalam kamar.
Gadis itu mendongak, tidak menjawab ucapan lelaki disana.
"Kamu tidak merasa risih seharian belum mandi?" Adit mendekat, duduk pada sisi bawah ranjangnya.
"Sebentar lagi. Ini mau nelepon Papa dulu" balas Nabila. "Kerjaanmu sudah selesai?" tambahnya.