Bunyi bel di pagi hari terus berbunyi, mengusik tuannya. Entah siapa yang bertamu pagi ini. padahal akhir pekan saatnya para pekerja menikmati waktu untuk bersantai di rumah mereka.
Mungkin tamunya kesal tidak dibukakan pintu segera, ia terus memencet tombol pembuat bunyi nyaring itu.
'Aku tahu kau disini. Mama bilang semalam kau tidak pulang' suara hati yang kesal pada tantenya.
Pria itu pantang menyerah memencet tombol bel apartemen. Dengan wajah di tekuk, bahkan ia mengetuk pintu. Dirinya sungguh kesal tidak di beri tahu Nabila sandi pintunya.
Ceklek… seorang pria lain yang menyambut kedatangannya. Sontak mata hitam yang berhiaskan alis tebal membola sempurna.
"Brengsek" Revan menghadiahi lelaki itu sebuah pukulan, ia hantam pria itu hingga terjungkir.
"Kau tidak pantas! Dasar, tidak tahu di untung. Selama ini aku percayakan padamu, brengsek!" sembari menarik baju bagian atas dekat leher Adit, Revan kembali memukulnya pada pipi sebelah kiri.