Wahyu Kusuma dan Arya Wicaksana sengaja pulang larut malam. Pukul dua belas kurang seperempat, suami Riana yang ambil kemudi.
Sebuah mobil menyalip mereka mengebut.
"Kayaknya pernah melihat plat itu, Mas. Tapi di mana?" ujar laki laki di balik kemudi.
"Itu mobil Argani. Aku saja masih ingat" sahut Arya biasa. Lalu mereka saling bertatap.
Wahyu melajukan mobilnya lebih kencang. Mereka melihat mobil yang menyalipnya tadi berhenti di sebuah tempat terlarang, tempat para wanita bertebaran dan musik keras menyambut setiap kedatangan.
Tanpa di rencana, kedua laki laki tadi menyusul Argani masuk kedalam. Baru selangkah ia menginjakkan kaki, sudah ada penyambut wanita cantik yang menempel-nempelkan benda kenyal miliknya pada lengan Wahyu dan Arya. Siapa yang tidak tertarik mereka berdua. Memiliki wajah rupawan membuat wanita jatuh dalam sekejap.
Sontak Arya menghempas tangan tidak tahu malu itu ke sembarang arah. Tidak seperti Arya, Wahyu mengusir tangan itu masih dengan hati nurani.