"Re, bu-bukan seperti itu. kamu salah artian. Aku hanya tidak ingin kamu memikirkan Revan lagi. Ayolah Rea. Kita bisa bahagia tanpa laki-laki itu."
Rea pun tersenyum, tetapi matanya berkata lain.
"Semua orang mudah sekali mengatakan itu. mereka tidak tahu posisiku. Kau sama saja dengan mereka Nabila."
Gadis berambut pendek itu terdiam 'Apa aku salah bicara? Kenapa dia begitu sensitive.'
Mereka terdiam.
.
.
Setelah itu, perempuan berambut pendek pun pergi.
"Kenapa dia tidak mau kuberi masukan? Jika kau terus seperti itu, hidupmu dipenuhi dendam tak berkesudahan. Kapan kau akan merasakan kebahagiaan?" Nabila berjalan dengan tergesa-gesa.
Ia marah dengan dirinya sendiri, tidak bisa mengajak temannya kedalam dunia penuh cahaya. Agar tidak terjebak dengan tempat kelam itu.
Perempuan ini terus berjalan dengan menjinjing tas tangan yang ia main-mainkan. Memikirkan kembali ucapan-ucapan yang terlontar dari mulut Rea.