Revan terkekeh, meletakkan lembaran tadi pada tumpukkan lainnya. Ia menghampiri bocah yang sudah duduk dari pembaringan.
"Ya, baiklah. aku percaya padamu. Jadi, apa yang disampaikan pemilik SC padamu selain ini?"
"Hm… sejauh ini tidak ada. Argani kenapa berpikir kalau aku bisa saja mengadu padamu?" Kaindra lantas berpikir kearah sana.
"Ya. Kau benar, pemilik SC pasti sudah merencanakan sesuatu. Ia juga pasti sudah tahu kalau kau dekat denganku." Sahut Revan masih belum menemukan alasan Argani melakukan hal ini.
Seketika remaja itu teringat kertas yang ia tanda tangani di kedai tadi. Kaindra kembali duduk, meraih tas yang ia lempar keatas sofa, tidak jauh dari tubuhnya.
Kaindra mengeluarkan selembar kertas yang telah di lipat lebih kecil membentuk segi empat.
"Kami sempat membuat perjanjian tertulis tadi" ujar anak berbaju seragam sekolah.