Riana baru tersadar pakaian menantunya yang compang-camping. Bisa dikatakan sangat tidak layak. Ia mengambil syal yang kebetulan ada didalam tasnya.
"Sayang, kamu pakai ini menutupi tubuhmu" Riana menyematkannya ke bahu Nadya yang terasa dingin terkena AC rumah sakit.
Nadya pun baru ingat bajunya yang sudah robek, pikirannya hanya tertuju pada Revan.
***
Malam sudah berganti siang, Revan telah dipindahkan keruang perawatan. Nadya setia menunggu disamping suaminya, memegang tangan terkulai itu.
Wahyu sejak awal memasuki pagi, ia berpamitan lebih dulu, untuk menghadirkan rapat dikantor.
Pria terbaring itu membuka mata perlahan, memandang langit-langit yang tak dikenalinya. Lama ia melihat seluruh ruangan hingga berhenti pada sosok gadis di sebelahnya.
Gadis itu tersenyum.
"Ini dimana?" lirih Revan.
"Kamu dirumah sakit" jawab istrinya. Nadya mengucap syukur berulang kali.
"Kak Revan mau minum?" tawar Nadya. pria itu mengangguk.