Dengan tingkat kesabaran seorang suami, Revan menuruti kemauan Nadya ketika mencari keinginannya. Entahlah, gadis itu sekarang lebih berani mengekspresikan kemauannya.
Banyak tukang bubur mereka lewati saja, karena istrinya memilih penjual yang selama ini jadi langganannya. Dan Revan harus menambah kesabaran, sebab tukang bubur yang dituju tidak berjualan.
'Sabar, Van. Dia istri kamu. Sabar, sabar.' Berulang kali ia membaca mantra penenang.
"Sayang, mamangnya tidak berjualan. Kamu mau bubur yang lain saja?" tanya laki-laki itu lembut.
"Aku tidak berselera lagi. Kita beli yang lain saja."
"Kalau begitu kamu mau makan apa?" kata Revan.
"Kita masak nasi goreng dirumah. Tapi kamu yang masaknya" pinta gadis itu.
"Aku tidak salah dengar kan?" ulang Revan memastikan pendengarannya. Nadya pun menggeleng.
"Kemarin kamu bisa membuat pudding, sekarang bisa dong Cuma masak nasi goreng."