"Papa sangat hebat dalam hal menyuruh orang untuk membuntuti Revan" tegas Revan tanpa basa-basi. Sambil berdiri ia berseru terhadap ayahnya.
Wajah Wahyu terlihat bingung sekaligus terkejut.
"Revan!" balas Wahyu juga berteriak. "Sejak kapan Papa tidak mengajarimu sopan santun?" pria yang dipanggil Papa itu masih tegap berdiri.
"Papa yang membuat Revan seperti ini. Papa yang memulai. Seharusnya Papa mempercayai Revan dari pada orang lain!"
"Kau bicara apa?!" seru Wahyu menatap anaknya.
"Papa menyuruh anak buah Papa untuk menguntit Revan, kan?" tanyanya menatap tajam, menahan amarah.
Wahyu terdiam. Bola matanya bergerak-gerak kebingungan, apa yang harus ia jawab.
"Kenapa Papa diam? Revan benar?" tambah Revan terkekeh. Ia tahu Wahyu sedang memikirkan jawaban untuk mengelak.