Chereads / Mawar yang terluka / Chapter 10 - Keputusan yang Diragukan

Chapter 10 - Keputusan yang Diragukan

Setelah melewati perjalanan selama 3 jam, akhirnya mobil Dityo memasuki daerah perkampungan Arumi. Udara yang masih segar dengan pemandangan yang maaih asri membuat tubuh merasa segar tapi tidak untuk Arumi dan Dityo, semakin mendekati pintu rumah mereka semakin tegang dan peluh mulai bercucuran walau ac mobil hidup.

Tak lama mobil Dityo sudah memasuki pekarangan rumah orang tua Arumi.

Arumi kamu siap sayang? Dityo bertanya pada Arumi sambil menggenggam tangannya memberi kekuatan.

Ya, aku siap. Sambil menarik napas panjang Arumi menjawab pertanyaan Dityo.

Kamu siap Arumi, aku siap jika kamu siap. kalau kamu belum siap untuk bicara gak apa kita tunda aja dulu pembicaraan dengan orangtuamu.

Baiklah ayo turun, aku sudah siap. Jawab Arumi dengan penuh keyakinan.

Aasalamualaikum, bu, ayah Arumi datang.

Sapa Arumi memasuki rumahnya diikuti oleh Dityo.

Walaikumsalam, Arumi sudah sampai nak, ini siapa Arumi? Selidik ibu Arumi.

Maaf tante kenalkan saya Dityo.

Iya bu, ini Dityo rekan Arumi di Tim.

Oo, ayo masuk. Kalian pasti capek, duduklah ibu ambilkan minum, sebentar lagi ayah mu pulang dari kebun.

Ibu Arumi berlalu ke dapur dan tak lama Arumi juga menuju dapur menemui ibunya.

Mmm bu sebenarnya ada yang ingin kami bicarakan, Dityo melamarku bu, dia ingin aku menjadi istrinya. Jadi, Dityo kesini mau minta izin sama ibu dan ayah. Bagaimana bu?

Kamu serius Arumi akan menikah dengan cowok itu, apa keputusanmu sudah bulat. Ibu kok ya kurang srek lihat wajahnya kayak ada sesuatu yang ibu gak suka tapi apa gitu. Jawab ibu Arumi yang membuat Arumi sedikit sedih.

Bu, Arumi sudah memikirkannya kami sudah lama berhubungan dan Dityo mau hubungan kami lanjut ke pernikahan bu. Bantu Arumi bu, restui Arumi sama Dityo ya bu, dan ngomong ke ayah juga. Wajah Arumi memelas meminta persetujuan ibu.

Jika keputusanmu sudah bulat, ibu dan ayah gak bisa ngomong apa-apa toh ndok, ibu merestui mu masalah ayah biar ibu yang bicara nanti. Tapi, nak menikah itu tidak gampang lho, jika kamu dapat suami yang baik bertanggung jawab dan perhatian kamu akan bahagia tapi sebaliknya kamu akan menderita ndok. Kamu yakin sudah kenal bagaimana wataknya, ibu bukan meragukan keputusanmu ndok tapi ibu tidak ingin nanti kamu menyesali keputusanmu.

Arumi sudah yakin bu, Arumi kenal Dityo. Dia orang baik bu, anaknya nggak neko-neko gak banyak nuntut ini itunya. Bantu Arumi ya bu, bantu ya, Arumi mohon bu.

Assalamualaikum, bu, ayah pulang. Ambilkan minum bu, ayah haus. Siapa yang datang bu?

Ayah Arumi memanggil dari luar sambil istirahat.

Walaikumsalam, iya yah sebentar ibu ambilkan.

Arumi ini kesempatanmu, ayo antar minuman ayah dan bicara padanya ajak Dityo juga.

Baik bu...

Yah, ini minumnya.

Oh kamu Arumi, ayah senang lihat kamu pulang. Ini siapa Arumi?

Kenalkan pak saya Dityo.

Iya yah ini Dityo, mmmm Dityo calon Arumi yah...

Ayah Arumi kaget mendengar pernyataan Arumi, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba anak semata wayangnya pulang membicarakan calon suaminya.

Arumi dan Dityo sengaja pulang yah, kami mau minta izin ayah. Arumi sudah dilamar Dityo yah dan Arumi menerimanya sebagai calon suami Arumi, ayah retui kami ya, pinta Arumi.

hmmmm, keputusanmu sudah bulat Arumi? Ayah tidak mau kamu disakiti atau dikecewakan.

Tidak paman, saya janji akan menjaga Arumi sekuat tenaga saya. Saya ingi Arumi menjadi istri saya paman. Paman mohon restui kami. Dityo mencoba membujuk ayah Arumi.

Apa kamu yakin dengan keputusanmu nak menerima lamaran anak ini?

Iya yah Arumi yakin

ya sudah jika kalian sudah yakin ayah bisa apa selain merestui hubungan kalian.

Arumi, panggil ayahmu dan Dityo sekalian kita makan, ibu sudah menyiapkan makan. Panggil ibu Arumi.

Setelah makan dan bicara melepas rindu Arumi istrirahat dikamarnya meninggalkan Dityo diluar bersama ayahnya.

Keesokan harinya Arumi dan Dityo pamit pergi mau ke rumah Dityo. Perjalanan ke rumah Dityo lumayan jauh.

Sesampainya Arumi dan Dityo dirumah Dityo dan mengutarakan keinginan mereka pada orangtua Dityo, dan mendapat restu. Kemudian mereka kembali ke kota untuk melanjutkan pekerjaan.