Dunia ilusi chapter 1
Terdengar hembusan napas dari beberapa orang. Keheningan melanda tempat itu. Tak berapa lama salah satu dari mereka terbangun.
"Umm.. hoamm.. "lirihnya. Dia adalah Ren yang sedang mengusap wajah habis tidurnya itu. Ia menerjabkan matanya pelan dan menatap semua orang yang berada didekatnya.
"Lahh kok tidur semua? Apa gue ketinggalan sesuatu ya? "Ucap Ren yang merasa bingung sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia merasa sangat bingung dengan segera ia berteriak.
"BANGUN!! Bangunn dahh tidur terus mau jadi apa kalian nanti haha.. jadi emak dah gue. "Ucap Ren sambil mengoyang goyangkan kendaraan ini. Semua orang yang berada didekatnya terganggu. Mereka menerjabkan mata mereka perlahan.
"R...ren apa yang terjadi? "Ucap Ken yang mengusap matanya. Ia tampak lebih segar dari sebelumnya. Ren menatap ken kaku.
"Y..ya gue gak tau kan gue juga baru bangun nih. "Ucap Ren yang menunjukan senyumannya. Semua menatap dia tajam.
"H..hehe "lirih Ren yang terdiam kaku. Andre yang telah duduk segera mengambil percakapan.
"Ya seingatku kalian semua pada terlelap karena kelelahan dan tinggal gue dan Zeto yang masih dalam keadaan sadar. "Ucap Andre yang tegas. Zeto kemudian menanggukan kepalanya kecil. Ren dan Ken menatap mereka bingung.
"Selagi kami tidur apa ada yang terjadi? "Ucap Ken dengan wajahnya yang tampak tidak mengetahui apa apa. Zeto segera menatap Ken.
"T-t-tidak ada.. waktu berlalu dengan cepat membuat kami tidak sadar ikut tertidur. "Ucap Zeto dengan suaranya yang imut. Ken dan Ren hanya menanggapinya dengan anggukan.
"A-anu.. kenapa Zuro-kun tidak bangun ya?~ "ucap Windy dengan nada agak menjijikan. Keempat pangeran segera menatap Zuro cepat. Andre dengan singgap menaruh tangannya didahi Zuro.
"ya.. demamnya sudah turun. "Ucap Andre yang merasa tidak hangat lagi ditubuh Zuro. Zeto menatap zuro lekat dan ikut berkata.
"T-tetapi sepertinya keadaannya masih belum pulih. "Ucap Zeto yang menatap Zuro khawatir. Andre menatap Zeto dengan menghela napasnya. Ren,Ken, dan Windy merasa bingung karena tidak tau apa yang terjadi.
"Ketika kalian terlelap Zuro mengalami demam tinggi. "Ucap Andre membenarkan. Merekapun menatap Zuro.
"Ternyata es batu bisa sakit juga ya "ucap Ren yang melihat Zuro lekat. Ken tampak mendengus kesal dan menjitak kepala Ren kuat.
"Namanya juga makhluk hidup bisa aja sakit lah. "Ucap Ken yang kesal dengan sikap Ren. Ren hanya menampilkan senyumannya saja.
"Lalu apa yang akan kita lakukan? "Ucap Ken yang menatap Andre dengan tatapan berbinar. Andre hanya memalingkan wajahnya dan menatap hutan. Tak lama wajah Windy terlihat cemas. Keringat dingin bercucuran diwajahnya.
"M-maaf tetapi aqu tidak bisa memakai kendaraan ini lagi.. m-manaqu terkuras~ "ucap Windy cemas. Ia mengigit jarinya pelan. Prince segera menatap Windy. Mereka menghela napas kasar.
"Baiklah sepertinya kita harus menyusuri hutan ini. "Ucap Andre tegas. Ia segera berdiri dan mengangkat tubuh Zuro kepunggungnya. Zeto dengan tanggap memegang topi yang ada dijubah Zuro dan menaruhnya kekepala Zuro.
"Ayo kita turun dari kendaraan ini. "Ucap Andre tegas. Mereka turun dengan perlahan dari kendaraan itu. Setelah semuanya telah turun dengan satu jentikan kendaraannya menghilang. Andre memandu perjalanan ini. Merekapun mulai berjalan memasuki hutan.
Waktu berlalu dengan cepat akan tetapi matahari tetap berada disatu tempat. Ia tak berpindah pindah. Semua tampak merasa lelah tak terkecuali Windy yang terus mengeluh bahwa kakinya sakit. Ken yang dari tadi diam seperti memikirkan sesuatu segera berhenti. Semua menatap dia aneh.
"Kok berhenti Ken? "Ucap Ren aneh. Ken segera menatap Ren cepat. Ia seperti ingin mengatakan sesuatu yang sangat berarti.
"Gue lupa! Bukankah crystal kita itu hijau? "Ucap Ken yang menatap Ren lekat. Ren terlihat memikirkan sesuatu tampak keringat dingin muncul. Ia menatap Ken lekat.
"Ya ya gue ingatt menurut buku kerajaan kita dikatakan bahwa crystal kita memiliki duplikat yaitu crystal ilusi. Untuk mendapatkan crystal itu kita harus menuju suatu dunia yang tidak ada malam hari. "Ucap Ren yang mengigit jarinya itu. Ken segera mengangguk mantap.
"Dan elemen dari kerajaan kita itu adalah elemen angin mengapa yang kita dapatkan adalah crystal cokelat yang merupakan elemen tanah para bangsa elf dan fairy? "Ucap Ken yang menatap Ren berbinar. Mereka pun segera berpelukan erat.
"Bisa dikatakan bahwa Crystal cokelat yang kita dapatkan adalah crsytal palsu? "Ucap Andre yang cepat tanggap akan situasi. Dua kembar segera menatapnya cepat dan menangguk senang.
"T-tapi m-mengapa Raja dan Ratu bilang Crystal cokelat? "Ucap Windy yang berpikir. Ia tampak merasa kebingungan.
"Ayah dan Ibu tidak bisa sembarang langsung mengatakan crystal apa dari kerajaan kami karena itu mencurigakan. "Ucap Ren yang seakan menjadi pintar dalam kasus ini. Ken menepuk bahu Ren pelan dan tersenyum.
"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang? "Ucap Andre yang menatap Ken dan Ren penuh harap. Zeto dengan mukanya yang lelah ikut menatap kembar cepat.
"Ya sepertinya kita harus beristirahat sebentar kemudian kita akan pergi ke desa yang telah hancur. "Ucap Ren yang cepat duduk didahan pohon. Mereka segera ikut bersandar dipohon.
"J-jadi apa crystal cokelat ini akan berguna? "Tanya Windy yang mengeluarkan crystal cokelat itu. Ken menatap crystal itu cepat. Ia menanggukan kepalanya kecil.
"Sepertinya kita akan memerlukan crystal itu nanti. Untuk sekarang kita harus beristirahat karena perjalanan kita sangat panjang. "Ucap ken yang segera menutup matanya kembali. Zeto menatap Ken kaku.
"K-kita sudah beristirahat tadi.. "ucap Zeto kaku. Ia memainkan jarinya kecil. Andre yang terlihat menidurkan Zuro diatas dedaunan segera menatap Zeto.
"Kita telah berjalan tanpa arah selama 5 jam apakah kakimu tidak sakit? "Ucap Andre yang menatap Heran Zeto. Zeto hanya terkikih kecil.
"hehe untuk 3 jamnya z-zeto menggunakan sedikit kekuatan zeto hihi.. "ucap Zeto sambil terkekeh. Andre hanya memutar matanya malas. Ia sangat kesal kepada Zeto.
"Kenapa lo gak bilang sih kalau tau dari awal gue gak bakal secapek ini berjalan sambil membawa Zuro.. "ucap andre yang paling kelelahan diantara lainnya. Zeto hanya menundukan kepalanya sedih.
"Z-zeto kan gak tau. "Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya beberapa senti. Andre hanya diam tanpa menanggapinya ia kemudian menutup matanya perlahan untuk beristirahat sejenak. Mereka tidak tahu rintangan apa yang akan mereka hadapi nanti.