Dunia ilusi part 2
Para prince yang terlihat sedang beristirahat mulai perlahan bangkit. Mereka segera bersiap siap untuk kembali menjalankan misi mereka. Akan tetapi ada satu masalah Windy ia tidak mau berjalan lagi. Ia merengek untuk tetap diam karena ia kelelahan.
"aqu capekk.. huwaaaa berhenti donk~ "ucap Windy yang terus merengek. Para prince hanya menatapnya dan menghela napas kasar.
"Lo cuma segitu aja capek gimana mau berperang? Lo bukan sih yang terpilih curiga dah gue. "Ucap Ren yang menatap kesal Windy. Windy yang mendengar hal itu terdiam kaku. Ia hanya bisa terkekeh saja.
"H-haha ya aqulah yang terpilih~ iya deh ayo~ "ucap Windy yang perlahan berdiri. Tanpa mereka sadari Zuro yang terbaring membuka matanya perlahan. Ia menerjabkan matanya perlahan.
"D-dimana "lirihnya yang mencoba untuk duduk tetapi ditahan Andre.
"Gak usah banyak gerak lo masih sakit. "Ucap Andre yang menatap Zuro lekat dan membantu Zuro. Zuro hanya menanggukan kepalanya. Ia merasa sedikit pusing dikepalanya.
"Ehh dah bangun si kutub es. "Ucap Ken yang menatap Zuro lekat. Zuro tidak sama sekali menanggapi hal itu. Ia hanya mengatur napasnya yang tidak teratur.
"Jadi kemana kita akan pergi? "Ucap Andre yang menatap Ken lekat.
"Kita akan ke desa yang telah hancur. "Ucap Ken yang pandangannya mengarah kearah barat. Andre ikut melihat pandangan Ken. Ia terkejut. Sebuah puing puing bangunan terlihat dari jauh. Andre segera berdiri dan membungkukkan badannya. Zuro menatap punggung Andre. Ia mencoba berdiri perlahan.
"K-kenapa tidak memberinya ramuan? "Ucap Zeto polos. Andre dengan cepat menatap Zeto dan menjentikan jarinya.
"Kenapa gue gak terpikir ya. "Ucap Andre yang raut mukanya kesal. Ia dengan cepat membacanya sebuah mantra dan sebuah ramuan berwarna ungu muncul ditelapak tangannya. Ia menyondorkan ramuan itu kehadapan Zuro.
"Nih minum agar tubuhmu kembali pulih tetapi ramuan ini tidak berkerja pada fisikmu. "Ucap Andre sambil tersenyum. Zuro menatap ramuan itu pelan. Ia dengan bergetar meraih ramuan itu. Dengan tangannya yang gemetaran ia meminum ramuan itu perlahan. Kini pusingnya mulai mereda dan pandangannya tak bergetar lagi.
"Thx. "Ucap Zuro dengan datar. Ia mencoba berjalan akan tetapi ia tetap merasa lesu tak berdaya. Andre segera menarik tangan Zuro dan ia taruh dipundak nya. Zuro dengan pasrah berjalan dengan bantuan Andre.
"Oke ayo kita berangkat. "Ucap Ken yang menjadi memandu perjalanan. Ia berdiri paling depan kemudian dilanjutin oleh Windy kemudian Zuro dan Andre serta dibelakang ada Zeto dan Ren.
"Hutan ini tampak sepi. "Ucap Andre kecil. Zuro terlihat menatap hutan itu intes akan tetapi ia acuhan karena lebih fokus untuk berjalan. "Terlihat sepi tetapi tidak. "
"hey siapa yang berbicara tadi? "Ucap Ken dengan raut bingung.
Plak..
"Heyy siapa yang memukulku. "Ucap Ren kesal. Ia merasa sakit dibagian punggungnya. Zuro yang cepat memahami situasi segera berkata.
"Mereka tak terlihat. "Ucap Zuro tanggap. Andre mengangguk cepat. Semua bersiap siaga mengambil ancang ancang bertahan. Namun, secara tiba tiba seperti ada yang membengkap Windy.
"hmphh.. "ucap Windy yang mulutnya seakan ditutup oleh sesuatu. Para Prince terdiam. Andre dengan cepat membuka mulutnya.
"Apa mau kalian!? "ucapnya tegas penuh penekanan. Hembusan angin menerpah mereka. Semua terdiam tak berkutik. "tunjukan siapa kalian dan beritahu apa mau mu!? "ucap Andre sekali lagi. Hanya hembusan angin yang menjawab tak lama terdengar deru beberapa orang.
"Apa yang kalian lakukan disini? "ucap seseorang yang tak dapat terlihat. Mereka terdiam tak tau ingin berkata apa. Zuro yang sedang dalam keadaan lemah belum tentu pola pikirnya melemah juga ia dengan tegas berkata. "Kami tersesat. "ucapnya dengan nada dingin. Suhu disekitar mulai mendingin tak kala Zuro mengatakan hal tersebut. Terdengar bisik bisik seakan yang mereka hadapi sedang berunding.
"Tidak sembarang orang bisa memasuki alam ini! "ucap seseorang sekejab para prince merasa seperti ada yang mengikat mereka.
"Apa ini!? lepaskan kami! "ucap Ken yang bergerak bagaikan cacing kepanasan. Ren dengan segera ikut bergerak gerak. Zuro menghembuskan napas berat ia merasa lelah. "jika kalian trus bergerak maka ikatan ini akan semakin membuat kalian lemah. "ucap Andre tegas. Terpancar api kemarahan pada iris matanya. Mereka segera berhenti bergerak dan pasrah. Beberapa waktu berlalu seakan ada yang menyihir mereka membuat mereka tertidur dalam sekejab.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Terlihat beberapa pria tengah tertidur pulas diatas jerami jerami. Ruangan itu sangat kotor layaknya kandangan kuda. Suasananya gelap hanya terdapat lampu minyak yang diletakan diatas jerami itu. Salah satu dari mereka segera terusik ketika mendengar keributan dari gubuk yang mereka tempati.
"psss..siapa mereka"
"sepertinya bakar saja"
"tidak mungkin mereka bisa ke alam ini... "
....
"ughh.. "lirih seorang pria yang merasa terusik. Ia mencoba untuk bergerak akan tetapi ia merasa aneh mengapa tangannya tidak mau bergerak sesuai perintahnya. Ia yang masih setengah sadar seketika menjadi sadar disaat merasakan tangannya tidak mau bergerak. "a-apa? "kagetnya yang melihat tubuhnya telah terikat oleh sebuah tali biasa. Ia mencoba menghancurkan Tali itu akan tetapi tali tersebut tidak bisa hancur melainkan energi pria itu terkuras.
"t-te-teman teman. "lirihnya yang mencoba membangunkan semua teman temannya. Teman temannya yang merasa sangat terganggu segera mulai membuka mata mereka. "Kenapa sih Ken "lirih pemuda disebelahnya tadi. "R-renn... "lirih Ken yang merasa kelelahan. ia merasa telah berlari marathon. "ah.. dimana kita. "lirih Andre yang terlihat kacamatanya ingin terjatuh. "kita terkurung. "ucap Zeto dengan lagaknya seperti anak kecil.
Zuro yang masih membuka matanya sedikit dengan tidak sadar ia menguap. Terlihat mukanya yang polos masih merasakan kantuk.
"Apa yang harus kita lakukan? kita dimana? Seperti kandang binatang saja. "ucap Ren yang panik melihat ruangan ini begitu kotor. Andre membuang napasnya kasar. Tatapannya terasa pasrah. "Tak dapat banyak yang bisa kita lakukan.. semakin kita bergerak tali ini akan semakin berbahaya. "ucap Andre yang telah pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"umm.. "lirih Zeto yang terlihat memperhatikan sesuatu yang ganjal. "m-me-mengapa Zeto? "ucap Ken yang memperhatikan tingkah laku Zeto yang aneh. Zeto segera menoleh ke mereka karena pada saat itu ia berada dipaling ujung. "A-apa kalian lupa? Dimana Wendy? "Ucap Zeto dengan nada serius akan tetapi masih terdengar seperti suara anak kecil. Mereka terdiam dengan berbagai pikiran dikepala mereka.