Chereads / lingkaran tabu / Chapter 3 - bab 3

Chapter 3 - bab 3

"sekar, tolong buangkan sampah itu yaa kakak masih mau bersihkan itu" menunjuk ke arah cucian piring yang menumpuk. aku mengangkat jempol dan mengangkat kantong sampah untuk di buang. untungnya pembuangan sampah tidak terlalu jauh hanya perlu melewati 4 toko saja dan belok ke kiri menuju ke jalan cendrawasih. tiba-tiba aku merasakan sesuatu, seseorang tengah mengawasi ku. untuk berjaga-jaga aku eratkan kantong sampah yang ku pegang kalau-kalau seorang begal atau preman menyerang dari arah belakang sehingga aku bisa memukul nya dengan kantong sampah dan berlari saat ia sibuk dengan dirinya sendiri.

tapi sampai di tempat pembuangan sampah orang itu tidak juga menyerang, ah kenapa suasananya sepi sekali sih? membuat bulu kuduk ku semakin tegang saja. aku sempat menghitung sampai sepuluh sebelum melempar kantong sampah itu ke dalam pembuangan takut-takut ia akan benar-benar menyerang dari belakang tapi dugaan ku salah. mungkin hanya halusinasi ku saja. aku melempar kantong sampah namun saat membalikkan badan aku terkejut setengah mati saat seorang laki-laki berada tepat didepan ku. "astaga!"

ia menatap ku tiba-tiba tersenyum aneh "mm-maaf" ucapnya.

aku melebarkan mata bukan kah ini adalah laki-laki nomor 9.

"bisakah k-kamu mennolong ku?" katanya lagi sedikit samar-samar.

"tolong?" kata ku heran, jadi dia ingin meminta tolong kenapa harus bikin kaget segala sih?

"k-kucing ku ttidak mau makan bissakah kamu melihatnya?"

aku mengikuti nya dari belakang tubuh itu lebar dan lebih tinggi dari ku seperti nya dia dulu mantan atlet basket. kami berbelok beberapa kali dan masuk ke sebuah perkarangan rumah yang seperti tidak pernah terurus ada pagar tinggi dari seng dan penerangan lampu nya pun minim sekali. " apakah kita sudah sampai?" tanyaku akhirnya setelah terheran-heran dari tadi. kenapa rumah nya seperti gudang yang tidak pernah ada orang nya.

aku melalui badan nya kaki ku terus masuk melihat sekeliling rumah yang di tumbuhi rumput liar entah kenapa aku mendengar suara rantai. aku membalikkan badan dia sudah berdiri di sana dengan membawa sebuah kapak di tangan nya.

jantung ku berdetak kencang " MMM kucing mu ada di mana ya.." ucap ku tanpa bisa menyembunyikan getaran suara ku.

ia tersenyum" kucing manis itu sangat menggangu ku aku muak. aku memanggang nya dan menyantap daging nya kamu mau?"

aku menutup bibir ku sangking kaget nya dalam hati aku berkali-kali memanggil ibu ku berharap ia mencariku saat ini.