Sudah tiga puluh menit Lili mondar-mandir ke toilet dan tidak melakukan apa-apa, tangannya mulai dingin. Wajahnya kaku dan entah sudah berapa kali Lili bolak-balik memeriksa penampilannya di depan cermin.
Dela hanya memperhatikannya sedari tadi, ia memutar kedua bola matanya melihat tingkah Lili yang membuatnya gerah.
"Apa yang kau cemaskan?" Tanya Dela kesal.
"Bagaimana ini?!" Raut muka Lili sudah tampak panik sedari tadi, bahkan sejak awal mereka datang ke tempat ini.
"Apanya yang bagaimana? Kau kan sudah latihan!" Dela menautkan dahinya. Ia percaya dengan kemampuan bernyanyi sahabatnya ini. Dela tidak mengerti kenapa Lili selalu tidak percaya diri dengan kemampuan bernyanyinya.
"Bagaimana kalau suaraku fals? Bagaimana kalau heelsku ketingggian dan terjatuh di panggung? Bagaimana kalau tempoku tidak sesuai?" Ujar Lili lagi.
"Heeei, untuk apa kau memikirkan hal-hal semacam itu. Anggap saja kau sedang bernyanyi di kamar mandi" ujar Dela enteng.