Lili merapikan dirinya di depan cermin, surai panjangnya di biarkan terurai. Ia membubuhkan sedikit lotion dan sunblok untuk melindungi kulit sensitifnya dari sinar matahari.
Lili mengambil totebagnya dan memastikan penampilannya sekali lagi di depan cermin. Tak lama kemudian Lili melirik ke ponselnya memeriksa pesan yang masuk, barangkali ada berita dosen absen atau kelas diundur.
masih ada waktu, pikirnya setelah melihat arlojinya.
"Selamat pagi, tuan putri" Genta tersenyum manis ke arah Lili. Lili tersenyum kecut, Genta benar-benar mendalami perannya sebagai supir pribadi. Ia sudah stand by bahkan di saat Alan sendiri belum berangkat ke kantornya.
Alan berjalan cuek dengan langkah gontai melewati mereka. Penampilannya sudah rapi dengan image seorang bussines man yang sukses. Lili dapat mencium aroma tubuh Alan yang maskulin ketika Alan berjalan melewatinya.