"Bukankah kak Alan juga keras kepala?"
Aku tersenyum menampakkan deretan gigiku yang rapi. Kak Alan masih berwajah datar. Ia mulai meletakkan hair dryer di atas meja. Tak lama kemudian ia mangambil sisir di meja rias dan menyisir rambutku yang sudah kering. Aku bertanya-tanya, kenapa kak Alan bisa berbuat semanis ini padaku? Padahal aku tidak ingat bahwa kak Alan adalah seorang pria romantis yang bisa memperlakukan wanita dengan manis.
"Beritahu aku, pekerjaan seperti apa yang kau lakukan?"
Aku berdiam dan berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan kak Alan, aku tidak tahu kenapa tetapi sepertinya kak Alan tidak terlalu suka dengan aku yang bernyanyi di depan banyak orang. Semua itu terbukti saat kak Alan menggagalkan kompetisi bernyanyiku waktu itu.
"Aku.. hanya, pokoknya bukan pekerjaan yang terlalu berat"
Aku mencicit pelan di hadapannya. Kak Alan hanya mendengus mendengar kilahku barusan.