2 Tahun kemudian
Hari demi hari berganti tapi tak ada sedikitpun tanda-tanda kehamilan itu. Dariel yang pasrah Ara yang kepikiran. Ya...meksipun Ara tahu Dariel tak menuntut banyak nyatanya dia benar-benar tak bisa lupa.
"Sayang, ga akan nginep aja?." Tawar Dariel saat mengantarkan Ara kerumah orang tuanya.
"Engga bang, aku bosen aja dirumah sendiri."
"Abang mainnya ga lama kok, jam 10 abang jemput ya
"Iya jangan lama-lama nanti kecapean..."
"Kan besoknya libur, kita jalan-jalan..."
"Iya udah lama ga shopping nih, aku mau nyalon dulu ah.." Ara sambil mengusap pelan rambutnya.
"Iya besok Abang temenin."
"Minggu depan kalau ga salah bang temen aku nikah, kita kesana ya.."
"Dimana?."
"Tempatnya dibandung jadi Sabtunya kita pergi supaya bisa kulineran dulu..."
"Abang...ada dinas deh kalau ga salah.."
"Bang ih masa aku pergi sendiri?."
"Denger dulu, Abang ke Bandung sayang tapi kamis pagi perginya nanti Abang jemput lagi atau gimana?."
"Aku ikut Abang aja dari Kamis."
"Yakin?."
"Kenapa?, Abang ada sesuatu di Bandung?."
"Engga, ga ada. Abang kira kamu kan dinas ke Jogja sayang."
"Aku bisa pulang Rabu, jadi Kamis pagi bisa pergi.."
"Kecapean nanti..."
"Engga, aku usahain pulang sore.."
"Ya udah iya sayang..."
"Mumpung aku lagi masanya nih..."
"Oh siap dong kalau kaya gitu.." Dariel senyum-senyum.
"Makannya Abang jaga kesehatan juga dong supaya kualitasnya ga jelek."
"Iya sayang..." Dariel menghentikan mobilnya didepan pagar rumah sang mertua.
"Abang nganter sampe sini aja ya, salamin sama mommy, sama Daddy..."
"Pulangnya beliin aku roti bakar keju susu."
"Iya sayang, nanti Abang telepon dulu deh, kali aja kamu ada kepingin yang lain."
"Hati-hati.." Ara mencium bibir Dariel sebelum turun dari mobilnya. Kini dia berjalan masuk ke dalam. Sang satpam tersenyum begitu tahu Ara datang. Pintu depan pun langsung dibuka pembantunya yang mendapatkan informasi Ara berkunjung. Sekarang mata Ara melihat adiknya yang sedang mengobrol bersama kedua orang tuanya.
"Ih lucu kamu ya..." Ucap Kenan pad Kris.
"Halo Kris..." Ara langsung berlari kecil menuju adiknya.
"Kalo ini siapa?"
"Kakak Ala.."
"Ara Kris.."
"Al...la.." Kris mengulanginya lagi dengan susah payah.
"Kok tumben ga bilang dulu mau mampir sayang.."
"Dariel mau main futsal diajak temen kantor jadi aku suruh transit dulu disini."
"Klis mau main futsal.."
"Emang tahu futsal apa?"
"Engga..."
"Dasar anak kecil, Futsal itu main bola.."
"Klis mau main bola.." Kris kini turun dari pangkuan ayahnya dan berlari mencari bola.
"Duh rumah berantakan gini sama mainan Kris.." Jesica sedikit mengomel melihat di depannya sudah penuh dengan mainan Kris yang dia bawa sementara Kris kini mulai menendang-nendang.
"Pelan-pelan nendangnya.."
"Daddy, daddy tangkap bolanya..."
"Mana sini, mana daddy tangkap..." Kenan segera meragakan gaya ala kiper lalu menangkap bola tendangan Kris yang lemah.
"Nginep ga sayang?"
"Engga mom nanti Dariel jemput lagi. Aku bosen dirumah sendiri. Kay gimana mom disana?"
"Ya gitu deh kak, udah ngerasa mandiri sekarang. Apa-apa ga mau dibantuin mommy. Mommy suruh duduk aja disana sampe masak pun mommy ga boleh."
"Baguslah, mommy ga boleh cape-cape, biarin aja dia."
"Kakak tengokin dong adiknya."
"Kalo harus ke Australia nanti deh mom cari waktu yang pas. Kebetulan aku ada dinas ke Jogja nanti sekalian deh aku tengokin Jay."
"Kapan?"
"Lusa Mom.."
"Ka, kakak ke Jogja naik pesawat ya?"
"Iya Kris..."
"Klis ikut Klis ikut...., Mom Klis ikut..." Kris melompat-lompat sambil mendekati ibunya
"Engga.."
"Ikut...Klis ikut naik pesawat mom..."
"Lain kali aja ya sayang, kemarinkan udah naik pesawat ketemu Abang Kay.."
"Klis sama kakak aja mom.."
"Kakak nanti kerja, Kris siapa yang urus?"
"Klis sendiri aja..."
"Eh...engga pokoknya."
"Klis Ikut..." Kris sudah menampakkan wajah sedihnya dan tak lama dia menangis.
"I...kut...Klis....i...kut....." Kris menangis.
"Nanti sayang..." Jesica segera menggendong anaknya namun Kris segera menjauh dan menangis.
"Sini sama daddy...." Kenan langsung memangku anaknya.
"Daddy tanya, Kris tahu ga artinya sendiri?" Kenan dengan lembut sementara Kris masih menangis.
"Sendiri itu artinya ga ada mommy ga ada daddy, udah bisa Kris tidur sendiri?ga ada Abang?ga ada mommy, ga ada Daddy?"
"Eng..ga, mom...mommy ikut....Klis...ikut..." Kris di sela-sela tangisannya.
"Tadi katanya mau sendiri?sekarang suruh mommy ikut, mommy cape sayang baru pulangkan kemarin dari Australia terus sekarang pergi lagi. Kasian mommy suruh istirahat dulu ya."
"Dad..Daddy i...kut..."
"Udah-udah berhenti nangisnya, cape.." Kenan menghapus air mata Kris.
"Nanti lagi ya ikut kakaknya, besok Daddy beliin mainan baru tapi berhenti nangisnya. Kita jalan-jalan cari pesawat baru.."
"Mas udah banyak ini mainannya.."
"Biarin aja daripada anaknya nangis."
"Klis pingin beli segini..." Kris menunjukkan 3 jarinya dan mulai mereda.
"Iya..Daddy beliin segini, udah ya jangan nangis..."
"Mommy...." Kris sekarang berpindah kepangkuan Jesica.
"Apaan nih?"
"Susu...."
"Tadi aja ga mau mommy gendong giliran mau susu nyamperin.." Jesica membenarkan posisi anaknya lalu meraih dot yang ada disampingnya.
"Ih...udah gede masih ngempeng aja pake gelas sana." Ledek Ara.
"Bialin.."
"Mommynya buat Daddy ...." Kenan segera merapat pada Jesica dan merangkulnya membuat Krisan menendang-nendang Kenan.
"Eh ga boleh nendang-nendang sama Daddy.." Jesica segera menghentikan kaki Krisan dengan tangannya.
"Dadddy sana...."
"Habis tadi marah sama mommy jadi mommynya sama Daddy aja.." Kenan semakin merapatkan diri membuat anaknya panas.
"Mommy punya Klis..."
"Engga, mommy punya daddy..."
"Sana...Daddy sana...." Kris kini bangkit dan mendorong Kenan.
"Mas..nanti nangis lagi loh."
"Kris bobo sendiri ya, mau?kamarnya kan udah ada tuh.."
"Engga, ga mau.."
"Nanti Daddy cariin tempat tidur mobil atau mau yang kaya pesawat?"
"Engga mau, ga ada mommy."
"Ih susah nih Kris, suruh berhenti Mimi susah, tidur sendiri susah..." Kenan gemas.
"Daddy tidul sendili aja..." Perkataan Krisan membuat tawa Jesica.
"Nyuruh-nyuruh ya..." Kenan menggelitik lagi badan Kris dan kali ini dia segera berlari menuju pangkuan Ara.
"Kakak...kakak...." Kris bersembunyi dibalik punggung Ara membuat Kenan susah menggapainya.
"Cium kakak dong kan udah ditolongin.." Pinta Ara dan tak lama bibir kecil Krisan mendarat di pipinya.
"Kakak lambutnya panjang..halum..." Kris mengusap pelan rambut Ara.
"Iyalah, kakak cantik ga?"
"Cantik, Klis cantik ga?"
"Kalo cowok bukan cantik Kris, tapi ganteng.."
"Klis gan....teng?" Kris mencoba mengingat dan mengulangi perkataan Ara.
"Ganteng dong..."
"Klis sayang kakak..." Kris menciumi kakaknya lagi membuat Ara tersentuh dengan ucapannya. Seandainya saja dia sudah punya anak mungkin anaknya bisa dia manja seperti Kris.
***To be continue