Chereads / Please, Love Me.. / Chapter 126 - Ketahuan Jay

Chapter 126 - Ketahuan Jay

"Aku ga akan bisa terima yah, orang itu harus datang kesini mau hidup atau mati. Aku bakalan bikin dia bersujud dikaki aku sendiri. " Ucap Kenan di dekat ayahnya. Dia ingin mencari si pendosa yang menganggu ketenangan keluarganya dan kali ini tak ada ampun. Siapapun orangnya mungkin akan hancur di genggaman Kenan. Orang itu sudah membangunkan macam yang tengah tertidur. Bukan tanpa alasan Kenan seperti itu rupanya siang ini semua tv, berita online, surat kabar memberitakan mengenai keluarganya. Sejak berita Kay dan Alyssa banyak media yang mencari tahu mengenai latar belakang keluarga Kay hingga mereka tahu jika Kay memiliki saudara kembar. Alih-alih membahas Keluarga Seazon, media justru memuat perbedaan Kay dan Jay sehingga muncul riwayat berobat yang pernah dijalani Jay termasuk terapi yang dijalaninya ke seorang psikiater. Awalnya Kenan masih memantau berita itu namun kemarahannya memuncak tatkala salah satu surat kabar menuliskan 'Kelainan yang di idap sang calon pewaris Seazon Company, Calon penerus Seazon Company yang gila,....dan banyak lagi dimana headline tersebut ditambahkan dengan foto Jay disana.

"Tenang Ken, ayah udah sewa pengacara untuk menuntut siapa penyebar pertamanya."

"Ga bisa!!Semua orang yang memposting itu harus dihukum. Semuanya!!." Kenan dengan suara kerasnya.

"Ken...duduk." Riko segera meraih pundak adiknya dan menyuruhnya duduk dikursi.

"Kita lagi selidiki ini, kita akan cari yang tega-teganya bikin berita hina seperti itu, kita bakalan cari orangnya sampe dapet. Tujuan awalnya kita kira karena ingin menjatuhkan brand SC, bisa jadi pelaku utamanya ada kompetitor kita."

"Tapi dia bawa-bawa keluarga aku kak..."

"Iya kita tahu, ini dampak dari berita kemarin Ken makannya dia menjurus sama keluar kamu..."

"Pokoknya bawa dia dihadapan aku!!ga beli seribu orang pun aku jabanin! aku bakalan kasih pelajaran dia!."

"Ken..jangan emosi dulu tenang."

"Gimana aku bisa tenang yah?anak aku dihina-hina satu Indonesia. Gimana perasaan dia waktu liat ini?!!gimana?ayah ga mikirin gimana Jay nanggepin ini?!! Dia ga kaya kakak-kakaknya, ayah harus inget itu!!!Kalo sampe ada sesuatu yang terjadi sama Jay aku bakalan usut siapa orangnya, sampe ke ujung dunia pun aku cari!!"

"Kita semuanya lagi berusaha untuk itu, jadi apa salahnya kamu sabar, nunggu beberapa hari lagi." Riko mencoba menenangkan adiknya.

"Dia mempermalukan keluarga kita kak!!aku ga bisa sabar!!"

"Ken cukup!!kalo kamu kaya gini kondisi malah bisa tambah kacau." Ayahnya sedikit membentak. Kenan meminum air digelasnya bahkan saking masih kesal dengan berita itu dia melempar gelas kosongnya ke arah lain membuat semua orang tampak kaget.

"Mommy mana?" Bisik Dikta pada Ara.

"Lagi nyusulin Jay ke kampus sama Dariel uncle..." Ara dengan pelan. Dia bahkan tak berani menatap ayahnya sekarang. Dia takut dengan kemurkaan Kenan sementara itu Jesica dan Dariel sedang menunggu di depan kelas Jay. Wartawan sudah berkumpul di kampus oleh karena itu Jesica sempat berkoordinasi dengan petugas keamanan kampusnya untuk membantunya keluar dengan aman.

"Mom kenapa?kenapa mommy datang?" Jay aneh melihat Dariel dan ibunya menjemput.

"Kita pulang aja." Jesica langsung menarik tangan Jay.

"Aku masih ada kelas mom."

"Abang bolos hari ini." Jesica terus berjalan menuntun Jay sementara Dariel masih mengikutinya dari belakang. Saat menuju parkiran dia sepertinya tersadar kenapa melihat banyaknya wartawan diluar tapi dia tak tahu alasannya apa.

"Masuk mobil.."

"Mom, mobil aku disana.."

"Pak Kahar nanti yang ambil mobil abang."

"Mom sebenernya ada apa sih?"

"Mommy bilang masuk, masuk bang.." Jesica dengan nada kesal.

"Udah-udah masuk, nanti kita bicara ya.." Dariel dengan lembut sambil membuka pintu mobil dimana disana ada bi Rini dan Kris dalam pangkuannya.

"Handphone abang mana?kasiin ke mommy.." Jesica langsung mengulurkan tangannya.

"Mom..." Jay protes.

"Sekarang Bang, jangan bikin mommy kesel ya." Jesica mengancam membuat Jay menurut. Dia kini hanya diam dengan banyak tanda tanya dikepalanya. Dia tak bisa apa-apa selain menuruti apa yang diperintahkan sang ibu. Sesampainya dirumah mereka duduk diruang keluarga menunggu Kenan datang sementara Jesica menidurkan Kris yang sudah terlelap mungkin karena ini sudah waktu jam tidur siangnya.

"Kak sebenernya ada apa?kenapa mommy marah?kenapa kakak sampe jemput aku?"

"Jay...Apapun yang terjadi ikutin aja arahan Daddy sama mommy. Mereka pingin yang terbaik buat kamu."

"Aku harus tahu kenapa?apa aku bikin masalah?apa ada berita soal Kay dan Alyssa lagi?atau apa?"

"Jay...kadang orang lain itu ga tahu apa yang kita alami. Mereka memilih menghakimi daripada mendengarkan faktanya. Kebanyakan orang melihat tanpa mendengarkan atau mendengarkan tanpa melihat, idealnya mereka harus ngelakuin keduanya supaya mereka tahu apa yang mereka omongin itu bener atau engga."

"Orang ngomongin apa kak?"

"Mereka...."

"Jay...kamu udah pulang?baguslah wartawan pasti ngejar-ngejar kita." Kay memotong pembicaraan Dariel.

"Kenapa mereka ngejar-ngejar kita Kay?"

"Kamu ga tahu?ada berita tentang kamu, mereka bilang...." Kay segera mengerem mulutnya sendiri saat menyadari itu akan menyakiti Jay.

"Mereka bilang apa?mereka bilang apa?!!"

"Ehm..." Kay ragu untuk berbicara. Karena lama Jay langsung berlari kearah kamarnya dengan cepat. Dariel dan Kay mengejarnya namun saat akan membuka pintu kamar Jay sudah terlebih dahulu mengunci pintunya.

"Jay....Jay....buka..." Dariel mengetuk pintu namun Jay acuh. Dia segera mencari laptopnya kemudian membukanya dengan cepat. Menekan tombol power agar laptonya bisa menyala. Selang beberapa menit setelah laptopnya menyala secara sempurna Jay mencari informasi tentang dirinya. Matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang dibacanya. Hanya dengan membaca judul beritanya saja Jay dibuat sakit hati. Dia mencoba memberanikan diri membaca salah satu artikel mengenai dirinya sementara orang diluar kamarnya tak henti mencoba untuk masuk. Mereka takut jika Jay nekat melakukan hal-hal yang berbahaya.

"Jay...ini mommy. Buka pintunya." Jesica ikut mengetuk pintu itu namun Jay seolah dibuat tuli dengan panggilan-panggilan keluarganya. Jay berpikir kenapa ada orang yang sejahat ini padanya?Kenapa dia menuliskan itu?kenapa banyak yang berkomentar tentang dirinya?. Jay tak suka. Dia menyapu bersih meja belajarnya dengan kedua tangan, membuat laptop yang tadi menyala kini mati akibat terjatuh ke lantai. Jesica dan yang lain semakin khawatir mendengar suara itu. Dia tak tahu apa yang terjadi didalam saat ini.

"Kenapa?" Kenan datang dengan Ara.

"Jay kunci kamarnya, kita ga bisa masuk." Ucap Kay.

"Jay!!Jay!!buka Daddy bilang." Ucapan Kenan tak dijawab juga. Ini jelas ada yang tidak beres.

"Biar Dariel dobrak aja dad.." Dariel segera mengambil kuda-kuda untuk mendobrak pintu kamar Jay. Dengan sekali percobaan pintu sudah langsung terbuka. Kenan segera masuk. Dia melihat laptop serta barang-barang yang ada dimeja belajar anaknya sudah tergeletak tak karuan dibawah lantai. Kenan tak mementingkan itu yang jelas dia harus tahu bagaimana kondisi Jay sekarang.

***To Be Continue