- Halo
Suara Ara terdengar dari balik telepon
- Kamu dimana sayang?
- Ini lagi makan, kamu udah pulang sayang?kesini aja.
- Udah, ini lagi beres-beres, yang lusa aku ada keluar kota 3 hari.
- Lusa? Riel kita kan mau liat tempatnya masa kamu pergi sih?.
- Kamu liatnya ditemenin orang tua kamu aja ya, aku pasti bakalan setuju kok sama apa yang kamu pilih.
- Bukan masalah setuju engganya, kamu harus liat juga dong Riel.
- Ya udah besok, kira percepat aja gimana?aku telepon orangnya.
- Terserah kamu aja.
- Ra, udah dong jangan marah..aku jemput kamu ya sayang. Kita obrolin ini..
- Hm...
Ara singkat lalu mematikan teleponnya. Dariel menggaruk-garuk kepalanya sendiri. Rasanya dia salah lagi. Kini dia segera pergi menyusul Ara.
"Heh mau kemana ? buru-buru amat." Ucap Gio saat bertemu dengan Dariel.
"Iya, mau jemput Ara.."
"Loh..kirain pulang bareng."
"Engga, hari ini dia ga masuk."
"Cie..calon manten."
"Sst...jangan keras-keras. Gw ga mau ya ada gosip lagi nanti."
"Inikan bukan gosip tapi kenyataan."
"Tapikan waktunya juga masih lama."
"Cie..semakin aja keliatan keluarga Seazon."
"Apaan sih, nama gw kan ga jadi ganti."
"Ya udah sono pergi, gw juga mau pulang."
"Udah manggil malah diusir lagi." Protes Dariel dan melanjutkan lagi pergi menuju mobilnya. Dia segera meluncur ke tempat Ara berada. Dia sudah mempersiapkan mental jika Ara akan kesal padanya. Baginya selama persiapan pernikahan hal itu menjadi makanan sehari-hari. Mood Ara cenderung naik turun, apalagi jika keinginannya tak diikuti, dia bisa badmood sepanjang hari bahkan bisa sampai besok paginya. Entahlah, Dariel tak tahu kenapa Ara sangat sensitif sekali belakangan ini.
"Kenapa tunggu diluar Riel, padahal masuk aja.."
"Baru sampe om.."
"Masa manggilnya om.."
"Iya dad.."
"Nah gitu dong, dari kemarin-kemarin om mulu."
"Ayo.." Ara segera berjalan menuju mobil Dariel dan masuk.
"Sabar Riel, Ara lagi PMS kayanya."
"Iya..mom.." Dariel sedikit canggung.
"Ya udah hati-hati dijalannya, jangan pernah berantem kalo lagi nyetir, bahaya."
"Iya mom, Dariel duluan ya.." Dariel kini menyusul Ara lalu menjalankan mobilnya.
"Cantik, jangan marah dong.." Dariel mengusap pelan pipi Ara yang masih cemberut.
"Kamu gimana sih?udah tahu lusa mau liat venuenya malah setujuin mau dinas. Emang siapa sih yang ngajak?coba bilang."
"Ethan yang ngajak dan emang aku harus kesana. Ini kan menyangkut perusahaan yang aku pegang sayang."
"Ya suruh aja wakil kamu Riel. Si Ethan aku telepon juga nih.." Ara segera mencari handphonenya.
"Sayang..." Dariel menghentikan aksi Ara lalu berhenti dipinggir jalan karena mengingat pesan Jesica.
"Sayang, kita udah komitmen bahas soal ini baik-baik. Kamu dengerin aku begitupun aku dengerin kamu."
"Aku dengerin kamu Riel, kamu yang ga dengerin aku."
"Iya sayang, sekarang dengerin aku dulu. Aku kaya gini bukan tanpa alasan. Aku mau ambil cuti panjang buat kamu, makannya segala kerjaan harus aku beresin supaya pas masuk ga terlalu banyak. Selain pernikahan, aku juga pingin dong wujudin honeymoon yang kamu mau. Waktu aku bilang kita pergi 3 hari kamu bilang ga cukup dan butuh seminggu, oke aku turutin, aku harus tanggung jawab sama kerjaan aku, Aku juga harus tanggung jawab sama urusan kita dan aku lagi atur waktu buat keduanya. Sekarang pilihannya terserah kamu, aku urusin pernikahan tapi aku cuman cuti 3 hari, atau aku sibuk sekarang tapi semua yang kamu mau bisa aku wujudin."
"Tapikan kamu nikahin pemilik perusahaan loh, mereka juga pasti ngerti."
"Iya sayang tapi bukan berarti aku bisa semena-mena dong. Kita juga udah sepakat buat profesional. Urusan pribadi sama kerja ga akan disangkut pautin. Aku majuin besok ya sayang, jadi aku ikut. Aku udah bilang kok ga akan masuk besok. Seharian kita liat tempatnya, malemnya kita dinner. Aku udah reservasi tempat buat kita."
"Dimana??"
"Ada deh, rahasia. Udah ya ga usah kesel."
"Iya, maaf.." Ara sudah luluh kali ini.
"Aku pasti ikut buat persiapan, nanti kita cari waktu yang tepat lagi ya, yang ga bentrok sama kerjaan aku, sama kerjaan kamu juga. Kasian Chandra sayang, ga ada kamu dia bisa meledak. Kamu juga harus pikirin itu."
"Iya, makasih kamu udah ingetin." Ara kini mencium pipi Dariel dan kembali melanjutkan perjalanan mereka.
"Aku tadi fitting baju sayang, Kris lucu banget, kamu jadi bikin bajunya dikenalan pak Stefan?"
"Jadi, kemarin sore udah ketemuan. Pokoknya baju keluarga aku udah selesai.."
"Nanti fitting baju kedua kamu wajib ikut."
"Iya sayang, chateringnya gimana?"
"Mommy aku yang urus, udah selesai katanya, tinggal pilih menunya.."
"Ga ada acara icip-icip apa?"
"Ada, nanti kata mommy dikasih tahu kapan."
"Jadinya disponsori mommy?"
"Sebenernya mommy ga maksa, dia bebas aja mau milih dari cathering dia atau luar, soalnya orang tua Tante Dena juga punya cathering yang lumayan terkenal tapi daripada ribet mending dari mommy. Udah kejamin juga rasanya.."
"Brand mommy juga udah terkenal kok.."
"Cie..mangggilnya udah Daddy, mommy.."
"Orang Daddy yang nyuruh."
"Riel..aku curiga deh sama mommy.."
"Curiga apa?"
"Mommy hamil lagi.."
"Hah?lagi?"
"Iya, belakangan sikapnya aneh banget. Mual-mual segala cium wangi Jay atau Kay padahal aku aja biasa, pingin makan sop buah tapi Daddy yang bikinnya, terus tadi pingin kue ape, pingin ice cream, belum lagi nyuruh Daddy brewokan segala padahal biasanya mommy ga suka. Pake ada acara ngomelin aku segala, semua aja kena semprot tadi sama mommy."
"Seru dong diomelin?"
"Kok seru sih?mommy bilang kalo jadi istri aku harus nurut, harus sabar, kalo ga gitu dosa."
"Iyalah, aku kan suami kamu."
"Tega aja kalo kamu sampe bikin aku banyak dosa."
"Enggalah sayang, emang aku mau ngapain sih?"
"Honeymoonnya kita naik kapal pesiar ya.."
"Tadinya aku mau ajakin keluarga kamu aja sama bapak, sekalian gitu sewa satu kapal, aku denger bisa maksimal 14 orang."
"Riel honeymoon masa ramean?"
"Tapi tidurkan masing-masing."
"Emang kalo tidur mau ngapain?"
"Meremlah.." Dariel senyum-senyum.
"Kamu yakin mau ramean?"
"Aku gimana kamu, setuju engga?sekalian tahun baru sayang..."
"Bagus sih.."
"Gimana sayang?seengaknya ga terlalu sepi.." Dariel membujuk dengan meraih tangan Ara.
"Aku setuju tapi biayanya bagi dua.."
"Oke..nanti aku hubungin orangnya, kemarin-kemarin ada kenalan Sandi nawarin. Pas banget kamu pingin naik kapal pesiar, itu dilabuan bajo sayang.."
"Wah... bagus tuh. Aku pingin kesana."
"Tuh kan kamu suka lagi, fix nih aku langsung booking."
"Makasih Dariel Sagara.." Ara tersenyum senang sambil menggengam tangan calon suaminya.
**To Be Continue