Chereads / Please, Love Me.. / Chapter 74 - Ke Jogja

Chapter 74 - Ke Jogja

Sudah dari seminggu yang lalu Kenan sekeluarga pergi ke Bali untuk melihat rumah Kay dan Ara dan setelah cukup puas menghabiskan waktu disana mereka pun melanjutkan perjalanan ke Jogja untuk mengunjungi rumah Jay dan Krisan.

"Besok malem kalian dandan yang agak rapihan dikit ya."

"Aku pingin ke salon dulu mom."

"Iya boleh kak."

"Sama mommy ya.."

"Mommy ada Kris kak.."

"Kris sama Mas aja, kamu nyalon sama Ara sana tapi jangan cantik-cantik."

"Mas ikut aja.."

"Duh suka lamakan?"

"Bentar kok Mas, ya?"

"Iya-iya Mas ikut."

"Emang acaranya apa aja mom?"

"Cuman makan-makan aja sama temen-temen mommy Kay.."

"Kenapa mesti rapi?"

"Ya ga papa, ga enaklah makan pake kaos doang kan yang datang banyak."

"Siapa aja mom?"

"Keluarga Tante Dena sama om Fahri pasti datang, keluarga Tante Dinda sama Om James, belum temen mommy di Jakarta datang juga kaya keluarga Tante Katerin sama Tante Lala."

"Tante Lala?sama kak Dirga?" Jay langsung berkomentar.

"Iyalah, Daddy udah beliin tiket mereka kesini per satu keluarga."

"Dia ikut dong besok?"

"Iya ikut.."

"Pokoknya aku ga suka mom!!!aku ga suka dia datang.." Jay marah sekarang.

"Jay..jangan gitu dong sayang, mereka udah jauh-jauh kesini buat ngerayain anniversary-nya usaha mommy, kok ga disambut baik."

"Aku benci sama dia!!!aku ga mau liat muka dia!!"

"Jay itu kan temen-temen mommy. Udahlah lupain yang kemarin.."

"Dad, kak Dirga jahat sama aku."

"Ini gara-gara kakak sih.." Kay berkomentar.

"Terus aja salahin kakak.."

"Iyalah emang kakak yang salah, seneng ya adiknya dijahatin?"

"Ya mana kakak tahu dia gitu.."

"Nih lagi anak dua ga bisa apa ya kalo ada yang berantem dipisahin bukan malah ikutan berantem." Kenan kesal dengan tingkah Ara dan Kay.

"Daddy marahin dia dong dad.."

"Jay nanti Daddy tegur ya, kamu jangan kaya gini.."

"Aku mau ikut kalo kak Dariel kesini.."

"Jay..kak Dariel sibuklah ga bisa seenaknya kamu panggil kesana kesini.."

"Biar kak Dariel aja yang ngasih pelajaran buat kak Dirga, Daddy ga pernah ngelakuin apapun..."

"Jay jangan manja gini Daddy ga suka, kemarin-kemarin kamu ga papa."

"Ya udah aku bakal diem dirumah aja." Jay pergi menuju kamar barunya dan membanting pintu dengan cukup keras.

"Kris sini sama Abang Kay, main yuk main liat-liat rumah Balu..." Kay langsung menggendong Kris yang masih ada dipangkuan ibunya lalu pergi ketempat lain.

"Gimana Mas?"

"Kak coba deh telepon Dariel suruh kesini daripada Jay ga ikut nanti disangkanya musuhan lagi ga enak."

"Iya dad..." Ara senyum-senyum senang karena ada kesempatan untuknya bertemu Dariel setelah seminggu absen. Di lain tempat Dariel pun merasakan kesepian karena tak ada Ara di kantor. Kini Dariel sementara waktu merasakan pacaran jarak jauh walaupun hanya setengah bulan. Di sisi lain rupanya pak Stefan dan dirinya sudah menentukan waktu yang cocok untuk melamar Ara. Dia juga sudah mempersiapkan barang yang akan menjadi hantarannya nanti. Rasanya Dariel sudah tak sabar untuk menunggu moment itu.

"Ara kapan balik Riel?." Tanya Chandra sambil menaikkan sepatu futsalnya."

"Kayanya Minggu depan."

"Lama bener, mana mau ke Korea lagi nanti."

"Kenapa? soal kerjaan?."

"Iya nih, banyak nunggu ACC dari dia.."

"Udah coba follow up?."

"Gw ga enak, dia kan lagi liburan."

"Kenapa ga minta persetujuan Ethan kalo ga Edward, oh engga, Pak Riko deh kayanya lebih cocok."

"Eh iya, kok gw ga kepikiran ke Pak Riko ya.."

"Sempit sih otak lu.." Ledek Dariel.

"Ya udah yuk main.." Chandra sudah siap berlari.

"Bentar, gw pemanasan dulu.." Dariel sedikit melakukan olahraga kecil ditempatnya. Belum juga 5 menit dering Handphonenya terdengar.

- Halo..

- Kamu dimana?

- Aku lagi ditempat futsal.

- Kamu kesini dong.

- Kesini kemana?.

- Ke Jogja.

- Hah?ngapain?

- Itu Jay ngamuk, terus Daddy pingin kamu ke Jogja soalnya mau ada temen-temen mommy kesini."

- Terus hubungannya sama aku apa?

- Ada kak Dirga disana sayang.

- Ya udah aku ga papa.

- Tapi Jay pingin ada kamu, ini aku telepon kamu disuruh Daddy loh..

- Kapan acaranya?

- Besok malem

- Yang, mana ada tiket pesawat udah mepet gini.

- Ada... aku cariin ya?

- Hm...

- Sayang kesini aja ya, ga kangen apa?

- Besoknya aku pulang lagi ya.

- Ih kenapa sebentar banget sih?.

- Aku ada meeting penting senin sayang.

- Aku ga penting?

- Penting, kalo kamu ga penting aku ga akan mau nyusulin kamu.

- Iya ya udah, aku cariin dulu

- Ga usah marah...

- Iya engga sayang

- Ya udah nanti kabarin aku lagi, bye..

Dariel menutup teleponnya dan mulai bermain ke lapangan sementara Ara mencari tiket keberangkatan untuk Dariel.

"Jay...." Teriak Ara.

"Jay buka pintunya kakak mau ngomong.."

"Apa?!"

"Biasa aja dong ga usah nge-gas gitu."

"Ya udah mau apa?"

"Udah ikut aja, kak Dariel kesini."

"Bohong.."

"Masa sih kakak bohong, kakak udah telepon kok malah kakak sendiri yang nyariin tiketnya."

"Masa?"

"Nih kalo ga percaya." Ara menunjukkan tiket untuk Dariel.

"Masih ga percaya?telepon aja sana kak Dariel, rewel banget.." Ara langsung pergi.

***

Kay pergi menjemput Dariel di bandara sementara Jay dan Ara sudah berada direstoran ibunya.

"Mantep nih, ada angin apa lu ngundang-ngundang kita?"

"Ya sekalian silaturahmi aja sama temen-temen, sama rekan bisnis..."

"Pake makan malem bareng segala lagi.."

"Ya biar keliatan Elit La, lagian kapan lagi lu liburan bareng keluarga."

"Ini Kris bibit unggul banget.." Katerin sambil memegang tangan mungil Kris.

"Iyalah, bikinnya pake cinta ya ka?" Dena membuat Jesica senyum-senyum.

"Sebenernya gw ngajakin kalian kesini tuh ada yang mau gw omongin soal anak-anak. Kemarin-kemarin gw sibuk banget sampe ga sempet ngobrol bareng kalian padahal ini kayanya perlu diobrolin deh."

"Kita ngerti kok, lu baru lahiran terus orang tua lu meninggal.." Lala mengusap lembut punggung Jesica.

"Kalo gitu udah makan gw mau ngomong."

"Tumben Dinda ga datang?"

"Katanya lagi dijalan mungkin bentaran lagi nyampe."

"Siapa tuh?" Tanya Katerina saat melihat Kay berjalan dengan Dariel.

"Oh pacarnya Ara.."

"Buset mantep banget, badannya ya ampun, tinggi, cakep lagi. Ara pasti sukanya yang gede-gede." Dena dengan komentar nakalnya.

"Gede apanya sih Na?udah ibu-ibu juga lu." Lala senyum-senyum mendengar komentar Dena.

"Gede duitnya.."

"Kalian kalo denger ceritanya Dariel sedih banget."

"Kenapa?"

"Ntar gw ceritain."

"Malem Tante.." Sapa Dariel.

"Baru sampe Riel?"

"Iya Tante.."

"Belum sempet istirahat dong.."

"Ga papa Tante.."

"Nih kenalin temen-temennya Tante.." Jesica mulai mengenalkan sahabat-sahabatnya itu membuat Dariel menyalami mereka.

"Wih tenaganya kuat nih.." Dena berkomentar lagi saat berjabat tangan dengan Dariel.

"Eh..udah datang.." Ara langsung menyambut kedatangan Dariel.

"Langsung deh nyerobot.." Kay langsung bergeser ketika Ara datang.

"Sirik aja yang jomblo.."

"Ra, Tante kasih jempol dua.." Dena memuji selera Ara.

"Oke ya Tante?"

"Oke-oke, Ara pinter."

"Ya udah kita mulai aja yuk makannya kayanya Dinda juga udah datang tuh." Jesica melihat kehadiran James, Dinda dan anaknya Mentari. Mereka pun menuju tempat yang sudah disediakan Jesica untuk makan. Dariel duduk tepat disamping Jay yang menampakkan wajah cemberutnya ketika melihat Dirga sementara Ara yang duduk disamping kanan Dariel tak henti bersikap manja seolah menunjukkan pada Dirga jika hubungannya dengan Dariel semakin mesra saja. Dirga sendiri duduk manis dengan kekasihnya Tiara yang tampak cantik dengan dres berwarna Hitam. Muel duduk diantara kakak dan adiknya dan tahu jika sahabatnya Jay sedang dalam keadaan bad mood. Acara makan malam kali ini benar-benar menyenangkan dan penuh canda tawa bagi para orang tua tapi tidak bagi para anak mereka.

***To be continue