Dariel sudah mulai menyetir sementara Ara disampingnya tampak bersandar lelah akibat perjalanannya. Selain Ara ada Sonya, Mia,dan Chandra di dalam mobil. Hari ini sesuai rencana, Dariel akan langsung berangkat menuju Bandung untuk acara ulang tahun opa Ara yang lain.
"Ra..mau aku beliin obat?"
"Engga, ga usah."
"Masih pusing ga kepalanya?"
"Ntar juga ilang."
"Ini mau ke Bandung loh sayang, kalo kamu sakit pending aja." Dariel membuat teman-temannya tak percaya dengan ucapan sayang yang dia lontarkan pada Ara. Apa ini Dariel?.
"Engga ah ga enak sama opa." Ara sambil mengangkat tangannya kearah kepala. Dia mencoba memijat-mijatnya sendiri. Melihat kelakuan kekasihnya seperti itu, Dariel jadi khawatir Ara sakit.
"Ara ga bisa tidur Riel.." Sonya sudah tak canggung lagi memanggil nama bosnya.
"Kalian apain sampe ga bisa tidur?" Canda Dariel.
"Suruh makan aja dulu, Ara belum makan tadi." Chandra memberi saran.
"Kalian udah makan belum?kita makan bareng aja yuk, gw traktir."
"Asyik, saran lu mantap Chan.."
"Dasar si Onya ga tahu malu."
"Kapan lagi gratisan mi.." Perkataan Sonya membuat Ara sedikit tertawa kecil di tengah-tengah istirahatnya. Dariel lalu mencari tempat makan terdekat untuk mereka singgah. Dia juga sepertinya lapar.
"Makan dulu, kamu kenapa sih bandel banget jadi sakitkan?." Dariel langsung mengarahkan Ara ke meja kasir untuk memesan diikuti oleh teman-temannya.
"Aku sakit kamu malah ngomel, tega banget."
"Bukan ngomel, aku tuh ngasih tahu.."
"Ngasih tahu tapi sambil ngegas."
"Ya udah-ya udah mau makan apa?"
"Aku pingin sup Riel." Ara dengan lemas mencari makanan yang ingin dia makan begitupun Dariel dan teman-temannya.
"Dariel beda ya kalo lagi pacaran.." Sonya berkomentar lagi saat mereka duduk dan menunggu makanan datang.
"Kalo dikantor ga pernah ya Dariel gini."
"Iya emang, Dariel kalo di kantor cueknya minta ampun sama gw. Gw udah ceritakan startnya dia tuh jam 5." Ara membuat teman-temannya tertawa. Pacaran saja ada waktu start dan finishnya.
"Lu ya tega, Farah aja sama Sandi biasa aja."
"Ya mereka ga tahu diri aja, sekalinya ketahuan pacaran pas jam kerja awas, gw jitak." Ucap Dariel seakan lupa dengan perbuatannya di gudang BS.
"Mereka mau nikah Riel."
"Nikah?kok gw ga tahu?gw cuman tahu mereka baru pacaran." Dariel benar-benar kaget. Secepat itukah?. Sepertinya Sandi benar-benar bisa meluluhkan hati orang tua Farah. Chandra sempat terdiam. Dia tahu jika berita itu mungkin membuat Dariel sedikit tak nyaman.
"Sandinya ngajakin seurius pas nembak jadi bukan buat pacar tapi buat jadi istri." Sonya semakin membahas Farah. Rasanya Chandra ingin membungkam mulut Mia.
"Bisa seurius juga Sandi, Farah mau?."
"Maulah, dia juga ga mau pacar-pacarankan, cape kali."
"Kapan?"
"3 bulanan lagi kalo ga salah."
"Gila, cepet banget emang nyiapin nikah secepat itu apa?"
"Ga tahu, gw kan belum nikah." Mia polos lalu mulai melahap makanan mereka yang sudah datang namun ditengah-tengah makan sore mereka, Ara justru terlihat mual-mual seperti orang akan muntah dengan cepat dia pergi ke kamar mandi. Dariel semakin dibuat khawatir dengan kondisi Ara. Apa perjalanan mereka baik sekarang, bisa-bisa sampai Bandung Ara hanya berbaring.
"Duh maaf ya, kalian jadi ga enak ya makannya?." Ara sudah kembali.
"Engga kok Ra ga papa, mungkin Lo kecapean kemarin ikutan SO."
"Tuh aku beliin teh anget.."
"Duh ga enak gini.." Ara menyandarkan kepalanya di dada Dariel membuatnya sedikit mendekat.
"Tadi keluar ga?makannya mau lanjut atau engga?" Dariel memeluk Ara sekarang.
"Iya udah keluar."
"Mau istirahat di mobil aja?"
"Engga, aku lanjut makan aja deh.."
"Iya makan dulu dikit sayang, nanti aku cariin obat terus kamu tidur jadi sampe Bandung udah fresh lagi." Dariel mengusap pelan punggung Ara.
"Yang...Beliin aku coklat juga ya." Ara mulai menjauh dan menyadari masih ada teman-teman Dariel disana yang menatap mereka dengan bibir penuh senyuman.
"Ih jadi malu, ngapain sih Riel peluk-peluk segala, ada temen-temen kamu nih."
"Kok nyalahin aku?suruh siapa senderan."
"Jadi gini ya kalo bos pacaran.." Sindir Mia dengan tawanya.
"Eh iya, aku, Mia, Sonya sama Farah mau ke Korea nanti pas libur panjang bulan depan, kamu mau ikut ga?"
"Engga, ngapain ikut?"
"Ya liburanlah Riel kerja mulu.."
"Tuh denger kata Sonya.." Ara senang ada yang sepemikiran dengannya tentang Dariel.
"Chan lu ga ikut?"
"Engga, gw mau sisain cuti gw buat akhir tahun."
"Sandi sama Gio?"
"Sandi ikut kali mau sekalian pre wedding kalo Gio ga tahu belum gw tanya." Jawab Mia.
"Kamu ikut aja.."
"Aku liat jadwal aku dulu ya, aku ga janji."
"Dariel tuh ya sibuknya udah ngalahin bosnya sendiri." Ara mulai ceria lagi. Kalo soal protes Ara memang lantang menyuarakannya.
"Temenin kek pacar lu Riel."
"Sering Mi gw temenin."
"Sering?" Ara heran dan secara refleks menatapnya.
"Di kantorkan ditemenin dari Senin sampe Jumat." Canda Dariel tak ingin membuat Ara marah.
"Itu sih bukan nemenin, kewajiban kali..." Ara menggerutu.
"Ke Bandung jangan lupa bawa oleh-oleh ya.."
"Lu mau oleh-oleh apa emang Chan?"
"Yang enak pokoknya Riel."
"Tenang Chan, lu kan sekretaris gw yang suka gw bikin susah, gw pasti bawain oleh-oleh."
"Oke, siap bos.."
"Ra?gw engga?gw kan bantuin lu selama di Banjarmasin." Onya tanpa tahu malu meminta keistimewaan yang sama.
"Iya ntar gw bawain juga yang bagus, gw ga akan lupa sama Onya sama Mia yang udah dengerin curhatan gw semaleman."
"Curhat?curhat apa semaleman?"
"Kamu kepo, urusan ceweklah.."
"Jadi itu ya yang bikin sakit?" Dariel protes. Sekarang Dariel tahu kenapa Ara tak tidur.
"Ya engga, kan ga setiap hari." Ara berkelit. Dariel menatapnya tajam..
"Apa?."
"Kalian gosipin aku lagi?."
"Kepedean." Sonya langsung melempar Tisu membuat Dariel menghalaunya dengan tangan. Mia dan Ara tertawa kecil. Ara menggosok-gosok lagi perutnya.
"Masih mual?."
"Engga, udah enakan kok. Sup nya bikin anget." Ara menyendokkan lagi makanannya.
"So....pak Kenan udah tahu kalian pacaran, pak Dikta, Pak Riko juga kenapa ga dibiarin aja sekantor tahu?." Sonya penasaran.
"Ga tahu tuh nya, Dariel yang pingin padahal gw bebas-bebas aja."
"Sabar..." Dariel hanya bisa berkata seperti itu.
"Parah lu punya pacar diakuin, jangan-jangan dikantor ada selingkuhan."
"Eh enak aja mi, gw ga main yang begituan, jangan manas-manasin Ara ya.." Dariel segera mengklarifikasi perkataan Mia.
"Lagian kenapa seneng banget diem-diem.."
"Ya karena gw tuh mikirin hal yang lain.."
"Iya justru lu diem-diem bikin orang curiga." Chandra ikut berkomentar kali ini.
"Eh bentar-bentar, sepertinya gw nyium persengkokolan nih. Sejak pulang dinas lu lu pada ngedukung Ara mulu. Dikasih apa kalian disana?." Dariel curiga sementara Ara senyum saja dengan cara bicara Dariel.
"Apaan engga.." Chandra menyangkal begitupun Sonya dan Mia.
"Aneh lu pada."
"Udah cepet makan..." Ara mengakhiri kecurigaan Dariel.
"Oke. Gitu ya sekarang kamu.." Dariel tersenyum jahat pada Ara membuat kekasihnya mencubit kecil.
***To Be Continue