"Adikku." Jawab Tara seraya mengerang keras.
"Lakukan. Telepon Tio dan aku akan membawamu ke hotel."
Tara mengangguk. Dia meraih ponselnya di wastafel. Dia mengatakan pada Tio untuk menjaga Raja sementara dia ada pekerjaan yang tertinggal di kantor. Damian melirik Tara dari balik bahunya.
"Pekerjaan tertinggal?" Damian tertawa membaca pesan singkat dari Tio, "kamu enggak mau memperkenalkan aku pada adikmu?" tanya Damian lagi geli. Tangannya masih mengocok dengan tempo lambat yang membuat Tara memejamkan mata merasakan nikmat.
"Tio adalah anak yang cerdas," kata Tara seraya menyandarkan punggungnya di dada Damian. Pantulan dirinya tercermin jelas. Payudaranya memerah akibat ciuman kasar Damian, "tanpa kuberitahu, dia akan bertanya sendiri padamu dan dia akan tahu ke mana aku pergi." Katanya lagi.
Damian menunduk lalu menggigit bahu Tara. "Apakah aku akan lolos kali ini?"
Tara tertawa. "Kamu mafia. Kamu pandai berkelit."