Suara dari jam beker berbunyi.
"Huaaaah… Jam berapa sekarang?"
Tanganku meyusuri meja yang ada di dekat tempat tidur dan mematikan
jam beker tersebut.
Aku perlahan-lahan membuka mataku.
"Huaah, masih jam sembilan pagi...."
Aku menarik sebuah selimut yang ada di samping kasur, namun
ketika kembali menutup mata, aku menyadari suatu hal.
"Siaaal! Hari ini, hari pertama masuk sekolah!"
Aku segera turun dari kasur dan bergegas berangkat sekolah.
Oh iya, aku adalah seorang murid SMA. Lebih tepatnya murid
kelas satu disalah satu sekolah swasta prefektur Chiba, Jepang.
Aku pergi kesekolah dengan berjalan kaki. Mungkin kira-kira
jarak dari rumah ke sekolah kurang lebih dua kilometer. Aku berlari sekuat
tenaga supaya tidak terlambat.
Di tengah perjalanan aku bertemu dengan salah satu teman
SMP dia menyapa seraya melambaikan tangan :
"Yo Saiko, selamat pagi..."
Dengan keadaan terengap-engap, aku membalas sapaan-nya.
"Yo...Kusuri, selamat pagi."
Dia adalah Kusuri Sogou. Berpenampilan rambut pendek
berwarna coklat. Selalu memakai jaket olahraga kemana pun dia pergi. Kusuri
juga merupakan seorang anak pemilik dari Rumah Sakit Sougou. Dia juga merupakan
sahabatku dari kecil hingga saat ini.
Kami sering melakukan banyak hal gila. Mulai dari bereksperimen
menggunakan bahan kimia yang ada di Rumah Sakit Sogou. Sampai pernah pada suatu
hari kami membuat sebuah racun yang hendak diminum oleh ayahnya Sogou.
"Wah-wah sepertinya kamu kurang berolahraga."
Ucap Kusuri.
Dia menghinaku karena aku bernapas terengah-engah sehabis
lari.
"Memang apa masalahmu hah!?"
Nyolot ku.
"Ya masalanya sepele sih cuman..."
Kusuri tidak menjawab lengkap perkataanya lalu menunjuk
sesuatu dibelakangku.
"Apa tadi ada yang bilang terlambat."
Suara gadis yang tidak asing bagiku.
Aku menoleh ke belakang.
"Oi... Jawab pertanyaanku!"
"Aku tidak terlambat."
"Oii sialan! Padahal aku sudah mengirim pesan kalau
besok jangan sampai terlambat. Pasti kau begadang yak!"
Dia memarahiku sambil menjewer telingaku.
"Ad...a...aduh-aduh... Sakit tahu!"
Aku mengusap telingaku.
"Humf—... Suruh siapa terlambat."
Dia adalah salah satu sahabatku juga. Namanya Naomi
Amiyuri. Seorang siswa yang sangat pintar. Bahkan ketika masih SMP saat aku
sekelas denganya, kami selalu bersaing ranking. Terkadang dia ranking satu dan
aku ke dua begitupun sebaliknya. Dia gadis yang sangat riang walaupun agak
pemarah. Naomi berpenampilan berambut sedang tidak terlalu panjang maupun
pendek. Dan selalu memakai jepit rambut dan bando berwarna pink.
Ouh iya, aku lupa memperkenalkan diriku.
Namaku adalah Akira Saiko. Seorang murid kelas satu SMA.
Mimpiku di dunia ini adalah menjadi seorang ilmuan gila yang menciptakan sebuah
mesin waktu untuk menimbulkan sebuah perang dunia. Pacar? Aku tidak perlu
karena aku sudah mempunyai dua teman hebat. Walaupun aku memiliki sedikit rasa
kepada Naomi tapi, aku tidak ingin merusak hubungan dengan Kasuri. Siapa tau
dia juga menyukai Naomi. Penampilan? Aku tidak terlalu peduli dengan
penampilanku rambut yang pendek berwarna hitam dan tinggi badan sekitar seratus
tujuh puluh dua centimeter sangatlah ideal untuk anak SMA kelas satu. Aku
tinggal sendiri di rumah karena kedua orang tuaku bekerja di luar negeri.
Setelah sampai di gerbang sekolah aku bertemu dengan salah
satu murid perempuan. Rumornya sih dia ketua osis di SMA ini.
Dia menyambut kedatangan kami.
"Selamat pagi... Kalian datang tepat waktu silahkan
masuk ke kelas yang sudah di tentukan."
"Baik..." 3x.
Kami berpisah untuk mencari kelas masing masing.
Aku mencari namaku mulai dari mulai kelas satu A ampai
akhirnya terhenti di kelas satu C dan masuk kedalam ruangan tersebut.
Aku duduk di bagian belakang dekat jendela. Yah tempat
duduk paling terbaik karena bisa tidur saat jam pelajaran.
"Hmmm... tempat yang nyaman."
Seorang murid laki-laki menghampiriku.
"O... Kau sekelas dengaku?"
Suara yang tidak asing.
"Kau kelas satu C?"
"Iya... kebetulan sekali namaku tercantum disana,
Kasuri Sogou."
"Kenapa aku harus sekelas denganya…"
Dengan nada bisik.
"Apa kau bilang sesuatu!?"
"Bukan apa-apa."
Kusuri duduk dikursi belakang.
"Oi sialan kenapa kau duduk di dekatku!?"
"Apa kau pikir sekolah ini punyamu!?"
Dia menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
"Dengar, kursi masih banyak yang kosong tapi kenapa
kau duduk dibelakangku?"
Tanyaku sekali lagi.
"Aku ingin menikmati angin itu saja."
Aku terdiam mendengar jawaban darinya.
Akhirnya bel jam pelajaran pertama pun dimulai.
Aku belajar hingga jam terakhir.
Ketika keluar ruangan Naomi sudah menunggu di depan kelas.
Aku keluar kelas bersama dengan Kusuri.
"Jadi ada rencana apa hari ini?"
"Maaf saja tapi kalau hari ini aku tidak bisa pergi
bersama kalian ada hal yang ingin aku kerjakan di rumah. Jadi aku harus pergi
sekarang maaf ya..."
Jawab Kusuri sambil bergegas berlari pulang.
"Bagaimana denganmu?"
Tanyaku pada Naomi.
"Hari ini yak? Bagaimana kalo makan malam di Wcdona?
Kamu yang traktir soalnya kamu kesiangan."
Aku tidak mengerti maksud perkataannya. Padahal kami
berangkat bersama.
"Ogah gak punya uang, miskin aku tuh."
Bukan berati aku pelit tapi, aku berusaha melindungi uang
yang ku miliki untuk membeli action figure robot gandum seri terbaru.
"Ouh... Kamu serius nih?"
Tanya Naomi meyakinkan-ku.
"Yaps aku bersungguh sungguh."
"Ya sudah kalau gak mau... humf—"
Dengan nada rendah dan wajah yang sewot.
"Hadeh… baik-baik aku akan mentraktirmu makan."
Lebih baik aku mengalah daripada dia marah. Perempuan
memang susah.
"Nah gitu dong... kalau gitu..."
Belum sempat dia meneruskan kata katanya Naomi menarik
tangaku dan berlari menuruni tangga.
Seluruh siswa yang melihat kami seolah-olah tatapan mereka
seperti berkata 'Mereka pacaran yak?'
Bagiku itu sih tidak masalah.
Kami berlari keluar dari sekolah.
Ketika sampai di gerbang Naomi tiba-tiba saja berkata.
"Siaaap?"
"Untuk apa?".
Aku heran karena dia berkata seperti itu.
"Ehe."
Gadis itu hanya tersenyum manis. Kemudian, dia menarik tanganku
seraya berlari menyeberangi jalan.
Namun ketika hendak menyeberang jalan Naomi tidak melihat ke
arah kanan dan kiri. Dari arah kiri, ada sebuah mobil truk besar yang sangat
laju menuju ke arah kami. Refleks Aku mendorong Naomi menjauh.
Setelah itu...
-Catatan harian Saiko, 19 Juli 2019