Tang Li berhenti menuangkan air untuk Fu Si, lalu ia mengangkat kelopak matanya dan menatap Fu Si.
"Tadi, saat kembali dari kamar mandi, aku harus melewati ruang sebelah. Pintu ruangan mereka tidak tertutup rapat, jadi aku bisa mendengar suara mereka bermain mahyong, lalu aku melihat ke sekilas dan melihat Ji Ming duduk di sofa sambil membaca majalah. Dia dan pamanku tidak pernah terpisah. Pamanku pasti juga ada di dalam ruangan itu," tutur Fu Si.
Fu Si berkata sambil menyilangkan kakinya, "Orang-orang yang bermain mahyong bersama pamanku rata-rata adalah politikus. Sekarang kan sudah menjelang akhir tahun, jadi pamanku akan menghadiri banyak acara makan malam dan bermain kartu seperti ini."
Saat Fu Si hendak minum, pandangannya tertuju pada tangan kanan Tang Li, dan tiba-tiba muncul perasaan takut di hatinya.
Fu Si menjilat bibirnya, "Aku punya ide bagus."
"Apa itu?" tanya Tang Li.