Chereads / Sandiwara Kehidupan Kedua / Chapter 11 - Tatapannya Seolah Bisa Memahami Semuanya

Chapter 11 - Tatapannya Seolah Bisa Memahami Semuanya

Kepulan uap panas naik ke atas seiring dengan teh panas mengepul yang dituangkan ke cangkir. Saat ini, mungkin Song Baiyan lebih acuh tak acuh jika dibandingkan dengan keluarga Li. Namun, faktanya ia terlihat seperti seseorang yang mampu mengendalikan semuanya.

Air hujan yang turun di luar mengenai kaca jendela. Dalam ruangan yang sunyi itu, Tang Li menggenggam tangannya sendiri karena sangat gugup. Untuk sesaat ia berpikir, Apakah menemui Song Baiyan seperti ini merupakan hal benar atau salah?

Meskipun malam ini Song Baiyan membantu masalah Tang Li dengan keluarga Li, ia dan Song Baiyan tidak pernah berurusan dengan satu sama lain di luar itu. Di kehidupan terakhirnya, setelah Tang Li bertemu dengan Ji Ming, Han Jifeng terbebas dari kasus suap dan bisa kembali ke kantor tak lama kemudian. Sepanjang investigasi, Ji Ming lah yang maju untuk menanganinya. Namun, Ji Ming juga tidak akan bertindak walaupun ia mampu jika tanpa persetujuan Song Baiyan.

Mungkin karena gadis itu terlalu lama berdiri di tempat itu, Song Baiyan menatapnya dengan tatapan lembut sambil tersenyum, lalu bertanya, "Kata Ji Ming, kamu ingin datang untuk mengucapkan terima kasih?"

Tang Li segera tersadar dan mengangguk sambil menatap Song Baiyan. Lalu, Song Baiyan meletakkan teko kembali ke nampan dan berkata, "Ada pintu lain yang lebih dekat dengan lift dari ruang privat ini."

Tang Li menoleh untuk melihat dan ternyata ada sekat yang menutupi pintu di sana. Setelah melihat beberapa saat, ia menarik pandangannya dan kembali menatap Song Baiyan yang juga sedang menatapnya. Tatapannya seolah bisa memahami semuanya.

Saat ini Tang Li merasa seperti sedang berada di dalam ilusi. Seolah-olah, ia telah menemukan sesuatu yang ada di dalam hatinya. Ia menunduk dan memandang ke bawah karena detak jantungnya tidak bisa melambat.

Entah berapa lama Tang Li berdiam diri. Tiba-tiba, kulit sepatu hitam pria itu muncul di bawah kelopak matanya. Song Baiyan rupanya sudah berdiri di depan Tang Li dengan tangan yang dilipat di depan dada. Karena jarak mereka begitu dekat, Tang Li bisa mencium aroma pria tersebut hingga pikirannya melayang dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Tak lama kemudian, Tang Li mendengar Song Baiyan berkata, "Malam sudah segera menjelang dini hari. Aku akan menyuruh Ji Ming mengantarmu pulang."

Tang Li terdiam sambil menahan napasnya. Lalu, ia melihat pria itu dan berkata, "Terima kasih banyak untuk malam ini. Bukan hanya untuk meminjamkan payung, tapi juga untuk kejadian di pesta tadi. Dan juga untuk hal lainnya ketika berada di ruangan. Jika bukan karena Tuan, mungkin saya sudah ketahuan."

Song Baiyan mendengarkan sambil menatap Tang Li dengan lekat. Ketika Tang Li menatap lurus ke arah pria tersebut, Song Baiyan memalingkan mukanya terlebih dahulu, lalu menatap luka di dahi Tang Li yang terkena air hujan. Pria itu merasa iba karena melihat Tang Li mengenakan kemeja tipis yang bisa membuatnya gampang kedinginan. Gadis itu seperti hewan peliharaan kecil yang dibuang pemiliknya di pinggir jalan.

Tak lama kemudian, Ji Ming mengetuk pintu dan masuk ke ruangan tersebut. Tang Li pun berkata, "Jika Tuan sibuk, saya tidak akan mengganggu Tuan."