Song Baiyan terus menuangkan teh tanpa terpengaruh oleh perkataan Han Jifeng, kemudian dia meletakkan teko ke nampan bambu.
Cangkir teh yang terbuat dari tembikar itu tidak hanya menambah nuansa klasik, tapi juga menimbulkan suara yang merdu dan jelas di dalam kantor, terutama ketika tutup cangkir itu dibuka.
Di ruangan itu, tercium semerbak aroma teh yang bercampur dengan aroma bambu yang samar-samar menambah kenikmatan.
Melihat suasana ini, Han Jifeng kembali teringat akan seorang pria dalam mimpinya, yang "dibebaskan dari tuntutan". Ketika dia dan beberapa jaksa lainnya membuka pintu tahanan, dia melihat Song Baiyan sedang duduk di sana dan membuat teh. Meskipun berat badannya turun hari demi hari, tapi Song Baiyan tetap tidak menunjukkan ekspresi penyesalan.