Tang Li merasa sakit perut. Lebih tepatnya, ia sakit perut karena belum sarapan. Di kehidupan sebelumnya pun, keadaannya juga begini.
Setengah tahun setelah Tang Li pindah ke Ibukota, perutnya bermasalah. Kehidupannya di keluarga Li begitu ketat dan setiap hari ia tidak bisa makan malam dengan cukup. Jika pelayan tidak menyiapkan sarapan untuknya, ia hanya meminum air hangat untuk menahan rasa laparnya. Bahkan, ia tidak meminta sepotong roti.
Ketika Tang Li masuk ke perguruan tinggi, ia mendapatkan biaya hidup sendiri. Ini membuatnya lebih enggan lagi untuk mengeluarkan uangnya untuk makan tiga kali sehari. Setelah dua atau tiga tahun menikahi Han Jifeng, masalah perutnya semakin memburuk, terutama setelah terluka akibat kebakaran. Beberapa penyakit membuat kesehatan organ dalamnya semakin menurun hingga pada periode berikutnya ia harus meminum pil setiap hari untuk menopang hidupnya yang semakin melemah
———