Chereads / Sandiwara Kehidupan Kedua / Chapter 7 - Aku Akan Menagihnya Kembali

Chapter 7 - Aku Akan Menagihnya Kembali

Song Baiyan… Nama itu langsung muncul di benak Tang Li. Pria yang membuat Li Wenyan bersikap begitu sopan itu adalah Song Baiyan yang menjabat sebagai Menteri Keuangan dan merupakan presiden berikutnya di negara S.

Di kehidupan terakhirnya, Tang Li mencegat sebuah mobil Cadillac dan melihat Song Baiyan dari kejauhan. Kondisi kesehatan Song Baiyan saat itu sedang tidak baik. Dari kaca mobil yang terbuka setengah, Tang Li melihat pria itu duduk di kursi belakang mobil. Ia mengambil saputangan untuk menutupkan hidung dan mulutnya. Ia tampak sedang batuk. Wajahnya tampak kurus, namun masih terlihat ketegasan.

Entah mengapa para penjaga mengusir Tang Li saat itu. Namun, setelah diingat-ingat dengan teliti, hanya presiden itulah yang memberinya bantuan selama beberapa tahun. Namun, enam bulan setelahnya, Han Jifeng mengurungnya di rumah. Tang Li kemudian melihat berita bahwa presiden itu telah dimakzulkan dari jabatannya dan mengundurkan diri dari ranah politik karena kerabatnya. Setengah bulan kemudian, Song Baiyan meninggal di rumah sakit di usia 36 tahun.

Tang Li yang sedang duduk di tempat tidur segera mencari informasi mengenai Song Baiyan di ponselnya. Selain resume pribadi, terdapat pula informasi mengenai jabatannya. Ketika ia melihat info tersebut, tatapan matanya terhenti di tahun kelahiran Song Baiyan. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba pintu dibuka dengan begitu kasar hingga mengenai dinding dan menimbulkan suara yang sangat keras.

Melihat orang yang muncul dengan tidak baik, Tang Li meletakkan ponselnya dan berdiri dengan perlahan sambil bertanya, "Ada masalah?"

"Tang Li!!!" pekik Li Yuan'er dengan marah.

Tang Li mengangkat wajahnya dan menatap Li Yuan'er yang sudah berganti pakaian dengan lengan yang dibalut perban. Tanpa rasa malu setelah jatuh ke kolam renang karena ulahnya sendiri, tiba-tiba Li Yuan'er menyiramkan secangkir air panas ke arah Tang Li. Tak ayal, Tang Li tidak sempat mengelak. Leher dan bahunya yang menjadi sasaran pun memerah karena panas.

"Aku peringatkan, jangan berani sombong padaku! Jangan lupa siapa pemilik rumah ini!" tegas Li Yuan'er. Kemudian, ia menjadi semakin marah saat melihat Tang Li melengkungkan bibirnya. "Apa yang kamu tertawakan?" bentaknya.

Tang Li mengusap pipinya yang terkena percikan air panas, lalu menampar Li Yuan'er dengan tamparan yang sangat keras.

Plakkk...

Li Yuan'er refleks memegang pipinya yang sakit dan tidak bisa mempercayai perbuatan Tang Li. Seorang gadis dari hasil hubungan yang tidak sah, dan membuat malu keluargaku seperti parasit, berani memukulku? Tang Li berani menamparku? pikir Li Yuan'er dengan begitu marah karena pipinya berubah menjadi buruk. 

Tang Li menghampiri Li Yuan'er dan berbisik tepat di telinga Li Yuan'er seperti setan, "Kamu benar-benar jahat. Katakan, harus dengan cara apa aku menghukummu?"

Li Yuan'er merasa takut dan segera berteriak, "Bibi Wu…! Bibi Wu…!"

Tang Li tampaknya begitu menyukai reaksi histeris Li Yuan'er. Ia pun perlahan-lahan melepaskan tangannya dan berkata, "Lain kali, jika kamu tidak mengetuk pintu dan membawa barang-barang berbahaya ketika masuk ke kamarku, aku tidak akan melepaskanmu."

Li Yuan'er menggertakkan giginya, lalu berkata, "Ternyata seperti ini dirimu yang sebenarnya. Semalam, rasa takutmu itu hanya pura-pura!"

Tang Li tertawa. Ia kembali mendekati Li Yuan'er dan membalas, "Karena itu, kamu harus jujur. Karena keluargamu masih berhutang padaku dan ibuku, aku akan menagihnya."