Feng Qi dan Qi Liang ikut terdiam.
Wu Xuehan menyadari bahwa suasana di kamarnya menjadi canggung. Ia mengerucutkan bibirnya dan menarik kembali perkataannya tadi, "Tapi kalau cerita naskahnya cukup bagus, A Li mungkin akan mempertimbangkannya. A Li bukanlah tipe orang yang mau menerima tawaran film atau drama yang ceritanya buruk hanya karena bayaran tinggi. Yang paling penting adalah profesionalisme."
Setelah selesai bicara, Wu Xuehan berbalik badan dan berlari menuju ke dapur. Ia kembali dengan cepat sambil membawa teko listrik, sedangkan tangan lainnya memegang dua gelas kaca yang bersih.
"Sutradara ingin minum air putih atau teh?" Wu Xuehan meletakkan gelas kaca itu ke atas meja, lalu menoleh ke arah Feng Qi, yang berdiri di belakang pintu. "Seingat saya, Tuan Feng tidak suka minum teh."
Tang Li masih diam.