Chereads / Just to Live / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

Di depanku berdiri gundukan berbulu yang muruakan sisa dari hewan pengerat yang hampir membunuhku. Ular - ular lain juga mulai menelan gudukan berbulu lain-nya.... Ugh~ aku lupa ular tidak bisa mengunyah. Sepertinya tidak ada pilihan lai, perutku benar - benar membuat pikiranku menjadi gila. Aku belum pernah se-lapar ini sejak perjalanan-ku ke Afrika dan cukup beruntung untuk terdapar di hutan blantara seorang dingin. Aku masih ingat menelan daun pohon pahit saat itu, Sial! Aku hanya bisa berharap rasanya tidak akan sebelum itu.

Uh, bagaimana aku menelan benda yang dua kali lebih besar dari kepala-ku. Ular seharunya memliki kemempuan untuk memisahkan rahannya. Ugh~ ini menjijikan. Mungkin menutup mata bisa membantu.

Setelah 5 menit... Aku tidak pernah begitu banyak mengeluarkan air mata salama hidupku. Tenggorakan-ku tidak begitu menyakitkan tapi masih ada perasaan sakit yang tersisa dan itu sangat menggangu. Satu - satunya yang aku sukuri adalah tidak ada perasaan di lidahku sama sekali hanya perasaan hambar dan manis sesaat. Setelah itu tubuku tersasa sangat berat dan pikiranku menjadi berat. Aku merasa akan tertidur tidur kanapan saja sekarang. Yah, tidak ada untung dalam menahan rasa ngantuk. Lagi pula tempat ini hanya berisis ulur, banyak sekali ular yang sama sepertiku. Kurasa cukup aman untuk tidur.. sebentar...

.

.

.

> Berhasil mendapatkan 3 eBA

Uh Oh? Kupikir aku mendengar suara wanita lagi.. sgh~ aku tidak tahu lagi apa dunia ini ataupun diriku sendiri yang kuharap aku masih waras melewati semua ini. Mey, Rumi aku sangat merindukan kalian. Bahkan aku sangat ingin melihat wajah cemberut Albert atau wajah marah-, ti-tidak lupakan.

Masih mengantuk, tapi aku benar - benar tidak ingin tinggal disini lebih lama lagi. Masalahnya aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan mulai sekarang. Mencari tempat aman kemudian hidup dengan damai? Itu terdengar menggoda tapi aku tidak tahu apapun tentang dunia atau semua hal gila ini. Mungkin sebanarnya aku benar - benar telah Ber-reinkarnasi di dunia lain.

Ha~ semua ini benar - benar tidak masuk akal tapi tidak ada gunanya memikira hal ini sekarang. Aku harus segara-, tinggu. Tempat ini terlalu sunyi... Ular! Dia mana semua ular lain! Oh tidak! Oh tidak! Apakah aku sebanarnya telah di tinggalkan!? Apakah kau bercanda! Aku bahkan tidak akan hidup beberapa menit setelah kelahirkan-ku jika tidak ada ular lain membantuku beberapa saat yang lalu!

Aku dan nasip sial-ku! . . . . ... Oke, jangan terlalu panik. Tidak mungkin ini akan seberuk itu bukan? Jika aku berhati - hati, aku mungkin bisa bersembunyi dan menghindari hal - hal ini. Sekarang ayo pergi dari tempat ini, karena kesunyian ini benar - benar mulai sangat menyeramkan.

.

Untungnya jajak kawanan itu tidak tarlalu sulit... atau itu yang aku pikiran sebelum melihat jajak yang sangat kacau tapi jelas terlihat menyebar.

"..."

Bukan sudah jelas ular itu soliter! Mengapa aku berpikir itu sama di dunia ini! Tidak, cukup sudah. Aku benar - benar lelah dan ingin mencari tempat berpikir dengan tenang.

Sekarang, otak. Silahkan gunakan setiap sel neuron untuk membuat kita keluar dari tempat ini!

Sekarang aku berada di? Kemungkina besar gua bawah tanah.

Apa yang bisa di gunakan untuk keluar dari gua bawah tanah? Arah angin dan jalan terjal.

Oke sekarang ayo cari ke mana angin berhembur dan jalan ke arah yang lebih tinggi.

Sekarang aku di tempat di mana ular - ular itu menyebar. Itu tepat setelah celah yang berada di dinding gua yang lebih besar. Namun, dari pada gua ini lebih seperti ruang yang di bentuk scara alami oleh lempengan bumi yang begerak saling berjauhan. Aku pernah menonton video youtube yang menjelaskan kemungkinan adanya dunia tersembunyi di lempeng bumi. Jika itu benar - benar ada, ini mungkin salah satunya.

Mungkinkah dinosours masih hidup di sini? Mungkin tidak, karena celah raksasa ini terlalu kecil untuk di sebut dunia bawah tanah. Meskipun tempat ini sepertinya telah memiliki ekologi sendiri karena ada beberapa tumbuhan aneh di sana sini. Aku masih melihat dinding yang sama di belakangku meskipun terlihat agak jauh. Terlalu kecil untuk didosaurus, tapi ini ungkin tempat yang sempurna untuk setiap jenis kekejian.

Kembali ke jejak para ular, meskipun terlihat brantakan. Ada tiga jalur yang jelas di lalui oleh para ular. Dua yang terbesar mengarah ke Timut, aku juga samar - samar merasa angin mengarah ke arah itu.

Namun, sejak aku melihat ke jalur ke tiga. Instingku memberitahuku ini jalan yang paling tepat. Tanpa mempertimbangkan lagi, aku langsung mengikuti instingku. Itu tidak pernah mengecewakan diri-ku sebelumnya dan itu tidak akan berubah sekarang.

.

Semakin jauh aku pergi jalur ular semakin mengecil. Aku tidak bisa tidak mulai kehilangan kepercayaan diriku. Untungnya tepat ini tidak terlalu membosankan dengan semua hal aneh yang aku temukan. Tenaman becahaya? Cek. Jamur raksasa? cek. Batu indah dan kristal? cek. Cukup menghawatirkan melihat semua hal becahaya ini, aku khawatir tempat ini mungkin ladang radioaktif.

Sejauh ini aku melum melihat hewan lain, kemungkinan besar melarikan diri atau telah di bunuh oleh ular - ular.

Setelah beberapa waktu kemudian aku melihat mayat pertama.