Pukul tujuh pagi. Seorang perempuan, asisten rumah tangga sepupunya datang untuk menggantikan dirinya. Saat ia sedang nyenyak-nyenyaknya tidur hingga melewatkan solat subuh, ia merasakan punggungnya ditepuk halus. Membangunkannya dengan perlahan.
"Mas...Mas..."
Artha membuka matanya perlahan. Matanya tampak merah karena kurang tidur.
"Ya?" Artha menyahut sambil mengusap bekas iler di sudut bibirnya setelah kesadarannya sepenuhnya kembali.
Ia hendak mengangkat kepalanya, namun mendadak tidak bisa. Bahkan yang ia rasakan adalah kulit kepalanya yang serasa pedas.
Rupanya tangan Anya yang tadinya memegang tangan Artha, kini telah beralih menjambak rambut kribonya dengan erat. Sementara wanita itu masih tidur dengan nyenyak.
Masih dengan rambut dijambak, Artha menatap ART Amor yang tadi membangunkannya dengan wajah miring.