Namun sebelum Anya melangkah pergi, Artha yang terbakar api cemburu, menarik bahu Anya lalu menangkup kedua pipinya dengan kuat sebelum menciumnya tepat di bibirnya. Mencuri ciuman yang membuat Anya mendadak membeku dan membiarkan Artha mengambil alih dengan bebas. Tanpa perlu mencekal tubuhnya sedikit pun. Membiarkan tangan Artha beralih menyelipkan satu tangannya ke belakang tengkuknya yang semakin membangkitkan ingatan Anya di masa lampau. Ini seperti ciuman yang sama yang pernah Artha curi darinya saat di atas atap gedung kantornya. Ciuman yang sontak membangkitkan rasa rindu yang selama ini ia kubur dalam-dalam. Membuat Anya tanpa sadar mengikuti nalurinya.
Damn! Demi tahun-tahun yang telah mereka lewatkan begitu saja, Anya benar-benar merindukan ciuman ini!