"Runa Sayang, mama kangen banget sama kamu." Melinda menyambut putrinya—yang baru memasuki sebuah restoran mewah di Jakarta—dengan pelukan. Kemudian, wanita itu mengecup pipi Runa. "Kok, kamu pucat begini? Kamu sakit?"
"Nggak, Ma," jawab Runa dengan senyum kecil.
"Malam, Ma."
DEG
Suara Rafael—yang menyapa mama mertuanya dari belakang Runa—membuat jantung cewek itu berdetak cepat. Cewek itu nampak gelisah, sangat ketara dari cara ia menggigit bibir tipisnya kuat-kuat.
"Malam, Nak Rafael," balas Melinda dengan senyuman. "Papa kamu udah nunggu di ruang tengah. Ayo, masuk."
Bukan Rafael yang segera memasuki ruang tengah, melainkan Runa. Begitu ibunya selesai bicara, cewek itu langsung berjalan tergesa-gesa meninggalkan tempatnya berdiri.