"Ra, kamu kenapa dari tadi diem aja. Biasanya juga petakilan di kelas", tanya Tasya
" Gapapa. Males ngomong aja.", jawab Rara
" Gimana menurut kamu, anak baru itu?, tanya Tasya
" Ga gimana-gimana sih. B aja." sahut Rara.
" Kok B aja sih. Ganteng tauu. Masak kaga keliatan."
"Keliatan kok. Ganteng emang. Liat aja. Bentar lagi juga itu golongannya si Amel caper ke Anak baru itu.", ucap Rara.
Tak lama kemudian, seperti yang diduga Rara. Amel dan golongannya tengah mengerubungi Rafa. Sehingga terlihat dari wajah Rafa sangat terganggu.
" Tuhkan baru juga diem. Udah bener aja." , ucap Rara
" Yaudah ayo pindah ke tempat lain aja. Males liatnya." , ajak Tasya.
Rafa yang saat itu melihat Rara, langsung memanggilnya dan langsung menghampirinya.
" Alinea Rara Hendrawan" , Panggil Rafa.
Rara yang merasa dipanggil, langsung menoleh kearah sumber suara.
"Apa?" ,tanya Rara.
" Bantuin dong. Bisa mati lah aku disitu.", mohon Rafa
" Bantuin gimana?" , tanya Rara.
" Aku ikut kalian aja deh. Kemana terserah Ke kantin ? Ayo. pliss." , jawab Rafa.
" Yaudah ayo. Tapi bayarin makan.", kata Rara.
" Serah deh. Buruan." , ucap Rafa.
Akhirnya mereka pun pergi ke kantin bersama.
☆☆☆☆☆
"Gila tuh anak. Kalo tanya sampai ujungnya. Mana sok cantik lagi. Idih... " , keluh Rafa.
" Emang gitu Raf, Amel sama golongannya. Tiap ada yang ganteng dikit langsung disentil." , jawab Tasya.
" Lagian napa kaga protes aja sih biar mereka minggir. Lu juga napa diem di kelas kaga main sama yang lain" , ucap Rara.
" Ya gimana ya. Emang kayak gini gue. Lagian juga masih baru. Susah kenalannya" , jawab Rafa.
" Eh, kalian kok akrab sih. Tadi juga Rafa manggil nama Rara lengkap lagi. Baru kenal padahal", tanya Tasya.
" Tetanggaan kita sya.", jawab Rara dan Rafa serempak.
☆☆☆☆☆