Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 135 - Perasaan Irawan

Chapter 135 - Perasaan Irawan

sayup sayup kabar pernikahan mantan istrinya itu pun akhirnya sampai ditelinga Irawan,meski tidak diadakan dirumah eza tetapi irawan mendapat undangan kehadiran dari keluarga eza.Selama berpisah ia tetap menjalin kekeluargaan dengan keluarga eza,ia tahu jika dirinya salah,irawan hanya ingin menebus rasa bersalahnya pada keluarga itu.Dan pihak eza tidak mempermasalahkan perihal kehadirannya diacara pernikahan mantan istrinya yang akan dilakukan disebuah gedung dikota P.

"Apa kamu akan menghadirinya mas..." seorang wanita berparas cantik mendekatinya yang tengah duduk dipojok sebuah cafe sambil melamun dan menerawang jauh.Irawan menoleh sekilas,ia mengusap wajahnya perlahan.

"Aku tidak sanggup melihatnya bersama lelaki lain..."

"kamu masih mencintainya padahal kamu tau dia tidak pernah mencintaimu.Mas ayolah...kamu tidak seperti irawan yang aku kenal..."

"Desni..." ya wanita itu adalah mantan pacrnya dahulu,wanita yang membuat irawan terombang ambing dan membiat rumah tangganya hancur,membuat wanita paling dicintainya pergi dari sisinya.

"aku sudah menunggumu,sejauh ini.Aku tidak pernah menuntut dan meminta uang yang ibu pinjam padaku.Mas ayolah..."

"Desni...aku minta maaf.Saat ini aku tidak ingin membicarakan apapun."

"Mas,dia yang memintamu untuk berpisah,seluruh kelurganya.Lalu apalagi yang madih kamu harapkan,perasaannya tidak pernah ada bagimu..."

"aku tahu.aku hanya butuh waktu..."

"Sampai kapan mas.Sampai kapan aku harus terus menunggu,..."

"Aku tidak memintamu menungguku..." terdengar suara irawan sedikit meninggi.Wanita dihadapannya kini terdiam seribu bahasa,ia menunduk,tampak butir butir kristal hangat mulai menetes dari matanya.Irawan tersadar,ia terbawa perasaan dan malah melampiaskannya pada wanita dihadapannya.

"aku minta maaf desni,aku tidak bermaksud membentakmu..."

"Apakah sepenting itu eza dihidupmu.Mas,jangan terlalu memaksakan,aku hanya ingin kamu bangkit melupakan masa lalumu..."

"Melupakannya..?"

"Saat ini dia sudah menemukan kebahagiaannya,dia takkan kembali padamu.Sadarlah mas...kamu hanya akan menambahkan luka dihidupnya.Jika kamu mencintainya maka biarkan dia bahagia,membiarkan orang yang kita cintai bahagia itu lebih baik mas...tidak perlu memaksakan,kamu tahu betul perasaan yang dipaksakan akan jadi seperti apa.Ayolah mas,kendalikan dirimu,kendalikan perasaanmu...jangan berlarut larut dalam kesedihan begini..."

"Aku sudah banyak menyakitinya,aku tidak ingin menambah luka lagi dihidupnya..."

Desni menggenggam hangat tangan lelaki yang kini tampak kacau dan muram.

"untuk itu lepaskanlah.Biarkan semua berlalu,buka lembaran yang baru,hidup takkan berhenti meski cinta kita tidak terbalas...Mas,aku selalu disini menunggumu.Jauh sebelum kalian berpisah,aku menunggu mu.Aku berhutang maaf pada eza,aku sempat ingin menghancurkan rumah tangganya.Tapi semua terjadi diluar dugaan,sekarang bukan waktunya menyesal atau apapun...kita hanya tinggal melihat dia bahagia bersama orang yang dia cintai...."

"kamu benar des,sebaiknya aku harus merelakannya.Demi kebahagiaannya juga demi kebaikanku..." wanita itu mengangguk pelan,mendapati lelaki dihadapannya akhirnya mengerti kemana arah tujuan hidupnya.

"Terima kasih sudah ada untukku disaat saat terpurukku..."

"ini tidak seberapa mas.Aku masih punya waktu untuk menemani dan menunggumu..."

Jika aku tidak bertemu eza waktu itu mungkin aku akan menjadi suami desni saat ini.Yah hatikku goyah saat melihat eza waktu itu.Untuk pertama kalinya,hubungan kami berantakan hanya karena aku ingin mendapatkan wanita bernama sheza syahreza.Waktu itu perasaanku terbagi,desni menyadarinya karena fokusku tak teralihkan pada wanita yang tanpa sengaja menabrakku saat acara pernikahan orang satu lingkunganku.Aku tidak pernah melihatnya,dia cantik dan anggun berbalut gamis modern berwarna merah muda.Senyumnya mengalihkanku dari desni,dia tidak bermaksud menggodaku...hanya aku saja yang tergoda padanya.Desni mengetahuinya,dia bersellingkuh dibelakangku...dan kami putus membuatku lebih leluasa mengejarnya.Tetapi tak sedikitpun dia melirikku,dia tidak banyak bicara dengan orang orang,meski banyak lelaki juga para sahabatku berlomba lomba mengejarnya,tetapi tak satupun dari kami diliriknya.Dia terlalu modern untuk ukuran gadis gadis yang tinggal dilingkunganku,aaku berusaha menampakkan diriku setiap ada kesempatan,tetapi dia tidak memperhatikanku,meski dia selalu tersenyum setiap bertemu orang orang,dia tetap tidak menyadari kehadiranku.Hingga akhirnya aku tahu ibuku dan orang tuanya bersahabat dekat,aku meminta ibuku melamarnya untukku.Ibuku setuju tanpa aku tahu maksudnya,dia hanya mengincar penghasilan eza yang waktu itu cukup menyitaa perhatian orang dilingkunganku karenaa usianya yang masih muda dia sudah bekerja enak dan penghasilan besar.Lamaran terjadi,seperti dugaanku dia tidaak mengenalku meski dia sering tersenyum saat aku menyapanya dan menampakkan diriku dihadapannya.Ya....dari awal dia tidak menaruh rasa untukku,dia tidak memperhatikanku meski aku memperhatikannya.Meski orang orang dilingkunganku menyebutku lelaki tertampan disini tetapi dia tidak tertarik,meski gadis gadis lain berlomba mengejarku tetapi secuil pun dia tidak melirikku.Dia mantan istriku,ya...wanita yang tak pernah menyadari kehadiranku...Cintaku bertepuk sebelah tangan,aku mendapatkan dirinya tapi tidak hatinya.Kurasa ini bukan kesalahannya,dia memang murah senyum pada siapapun.Aku yang salah menanggapinya,tetapi tidak hanya aku,semua lelaki mengakui jika senyum mantan istriku itu menyihir mereka.Seperti itulah....Aku akhirnya mengingat kilas balik pertemuan kami,gumam irawan sendiri..