Seperti perkataan vicky kemarin,ia benar benar mengambil libur panjang untuk segera mewujudkan keinginannya.Mewujudkan niat baiknya menikahi pujaan hatinya,ia akan membawanya kerumah orang tuanya untuk mengenalkan eza,meminta restu mereka untuk segera menikahi wanitanya.Pagi pagi mereka berangkat dari kediamannya dikota P menuju kota M yang menyita waktu semalaman jika mengendarai mobil,vicky memilih menggunakan Pesawat untuk sampai lebih cepat dikota M kediaman orang tuanya untuk menghindari kelelahan pada eza.
Tak butuh waktu lama mereka sudah keluar dari bandara kota M,vicky menghentikan taksi untuk membawa mereka kerumah orang tuanya.Eza terdiam menatap rumah mewah dengan pagar mengelilingi bangunan bewarna putih itu,ia gugup saat tiba didepan rumah vicky.
"turunlah..." vicky mengulurkan tangannya untuk membantu eza,tetapi wanita itu masih menaut nautkan jemarinya didalam taksi.Ia begitu gugup,bagaimana jika orang tua vicky tak menyukainya seperti mantan mertuanya sebelumnya.Bagaimana jika keluarga vicky yang lain menolaknya karena statusnya yang janda.
"tidak perlu takut.Ibu dan bapak akan menerimamu,aku yakin...sekarang keluarlah.Mari kita temui mereka..."eza menarik nafas dalam dan dengan perlahan menghembuskannya.Ia keluar dari dalam mobil dibantu dengan vicky.
"aku khawatir mereka menolakku..."
"jangan berlebihan.mereka tidak begitu..."
Mereka memasuki rumah megah itu,eza berjalan mengekor pada lelaki didepannya.Dari dalam orang tua vicky keluar dengan seutas senyum mengembang diwajah keduanya melihat putra tunggal mereka akhirnya kembali kerumah setelah perceraiannya yang tanpa sebab.Sementara eza masih bersembunyi dibalik punggung vicky,tubuhnya yang kecil tentu saja membuatnya tak terlihat.
"akhirnya kamu pulang Nak,ibu pikir kamu masih bersedih karena Nandini menceraikanmu,ibu pikir kamu tidak ingin menemui kami setelah pernikahanmu gagal..."
"tidak ibu.Aku tidak kenapa napa,aku membawa seseorang untuk kuperkenalkan pada kalian...." vicky menggandeng eza yang sedari tadi bersembunyi dibelakannya,kedua orang tuanya terkejut melihat wanita yang tadi tidak terlihat.Eza menyalami keduanya,mencium punggung tangan mereka dan menunduk hormat.
"Dia..."
"iya ibu,wanita yang dahulu selalu aku ceritakan.Dia disini,aku ingin memperkenalkannya sebagai calon istriku..."
"vicky....kau bilang dia sudah menikah..."
"Dia sudah berpisah bu,dia baru mengalami masalah serius beberapa bulan lalu,selama ini aku menjaganya,aku lupa menghubungi ibu...maaf bu.."
"baiklah.kita duduk sembari minum teh dulu,tidak baik berbicara sambil berdiri..." wanita itu berjalan menuju dapur,vicky dan lelaki parubaya melangkah menuju ruang tamu.Sementara eza mengekor sang ibu menuju dapur membantu membuatkan teh.
"kamu sheza,wanita yang dipanggil reza oleh putraku beberapa tahun silam bukan...?"
"benar bu..."
"aku berbicara jikalau kau menjadi menantuku dahulu.Entahlah,perkataan itu terucap begitu saja mengingat usiamu masih belasan tahun dahulu.Kamu banyak berubah Nak,kamu semakin cantik,anggun juga dewasa..."
"terima kasih ibu..."
"mengapa kamu berpisah dengan suamimu,apa karena putraku ?apa putraku mengganggu rumah tanggamu...?"
"tidak bu,waktu itu aku aku menikah terpaksa.Semua karena perjodohan,aku tidak pernah mencintai lelaki itu,tapi aku berusaha menerimanya.Banyak sekali cobaan yang harus aku terima,keluarga mereka tidak menyukaiku.Dan yang terakhir aku hamil dan melihat dia dengan wanita lain,aku mengalami kecelakaan,bayiku lenyap dan aku lumpuh...begitulah,aku trauma dan kami berpisah...." wanita paruhbaya itu terlihat syok mendengarkan cerita eza yang memilukan,ia mengusap airmata yang jatuh pada wajah ayu nan teduh wanita dihadapannya.
"untuk itu vicky tidak mengunjungiku,dia merawatmu..."
"maaf bu,karena aku...kak vicky harus merawatku yang lumpuh,hanya dia yang bisa menenangkan dan mengerti aku...."
"sebelumnya dia selalu menceritakanmu pada ibu,ibu melihat raut bahagianya,tetapi semenjak dia katakan kamu menikah senyumnya hilang.Sinar wajahnya redup,ibu pikir setelah ia menikah dengan wanita lain semua berubah,tapi salah....dia sungguh sungguh hanya mencintaimu..."
"ibu tidak keberatan apapun keputusannya,apapun statusmu...orang tua hanya ingin kebahagiaan anaknya....."
Mereka berdua berjalan menuju ruang tamu dimana vicky dan sang bapak menunggu,mereka membawa nampan berisi minuman juga beberapa camilan.
"kenapa tidak memberi kabar ibu mengenai kondisinya...?"
"aku tidak ingin ibu kepikiran,..."
Tes...tes...!!
Eza mengusap sesuatu yang mengalir dari hidungnya,kenapa ia merasa ada cairan kental mengalir dari sana.Darah,...pekiknya kaget begitu melihat warna merah pada jemari yang mengusap hidungnya.
"darah..." vicky tak kalah terkejut melihat darah mengalir dari kedua hidung eza,ia spontan menyumbatnya dengan kedua tangannya.
"kamu kenapa sayang ? kenapa bisa begini..." suaranya terdengar bergetar saking takutnya,ia tak peduli jika orang tuanya berada disana.Sementara ibunya sudah berlari mengambil kotak P3K yang selalu disimpannya.
"aku tidak apa apa kak,mungkin hanya kelelahan..." suara eza terdengar meyakinkan lelaki disampingnya supaya tidak terlalu mengkhawatirkannya.Kedua orang tuanya begitu terenyuh melihat kasih sayang keduanya,vicky membersihkan sisa sisa darah dari wajah eza.
"apa kalian tinggal bersama selama ini ky.."
"iya bu..."
"tidak baik tinggal bersama tanpa menikah Nak,kalian sudah dewasa kekhilafan atau apapun bisa saja terjadi..."
"maka dari itu kami datang kesini pak,kami ingin meminta restu,aku ingin menikahi eza dalam minggu ini,aku tidak bisa tanpa dirinya..."
Kedua orang tua vicky saling pandang,terlalu cepat,vicky baru saja mengenalkan wanita ini,tetapi melihat tatapan,kasih sayang dan perhatian keduanya,tidak ada alasan bagi mereka untuk menghalanginya.
"kamu sudah dewasa,kamu bisa memilah masalahmu sendiri,kami hanya bisa mendukung.Kami tidak ingin lagi mencampuri kehidupanmu,asal kamu bahgia,itu sudah cukup bagi kami..."
Vicky tersenyum menatap kedua orang tuanya yang mendukung keputusannya.
"apa kamu ingin mengadakan pesta pernikahan,apa keluarga Nak eza sudah mengetahuinya...?"
"aku sudah melamarnya dihadapan keluarganya,tapi untuk lamaran resminya belum...apakah bapak dan ibu mau melamarkannya untukku besok..."
Kedua orang paruhbaya itu tertawa receh,entah apa yang lucu pikir vicky.
"sebegitu tidak tahannya kamu ingin menikahinya putraku..."
"kami sudah lama tinggal bersama pak..."
"baiklah,besok kita akan menemui keluarga Nak eza...."
Mereka menikmati teh sembari bercerita ringan,sudah lama vicky tidak pulang.Kedua orang tuanya merasa rumah mereka terasa hangat saat kehadiran putranya,ditambah eza.Wanita ini mampu membangun suasana,ia menciptakan ribuan tawa,jutaan senyum serta kebahagiaan untuk putra mereka,vicky.Begitupun eza yang merasa nyaman berada ditengah tengah keluarga calon suaminya,ia hanya takut berlebihan sebelumnya,mengingat mantan keluarga sebelumnya yang begitu tak menyukainya.