Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 126 - Rasa cemburu

Chapter 126 - Rasa cemburu

Vicky menurunkan eza diatas ranjang yang ada didalam kamarnya,tidak didalam kamar eza biasanya.Lelaki itu memasang wajah khawatir juga risaunya,tatapannya begitu mengintimidasi eza hingga wanita itu tak berkutik dihadapannya.

"kakak..." ucap eza pelan sembari menggenggam tangan lelaki itu,mencoba meredahkan amarah yang ada dalam hati calon suaminya itu.Namun lelaki itu masih saja memasang wajah murungnya,eza kembali mengusap jemarinya.

"kakak..."

Mendengar suara wanita itu memanggilnya untuk kedua kalinya hati vicky seketika meleleh,ia tidak bisa berlama lama mendiamkan wanita dihadapannya.

"peluk aku sekali saja,kamu sudah membuatku khawatir,aku hampir gila karnamu sayang..." rajuk vicky begitu manjanya,hatinya panas melihat lelaki lain mengatakan calon istrinya cantik secara terang terangan.

"kakak kenapa ? aku baik baik aja kak,aku memang jatuh tadi,tapi aku baik baik aja..."

"sayang,ayo kita menikah,sekarang.Aku sudah tidak tahan dengan hubungan kita yang hanya begini begini saja..."

"kakak,kenapa tiba tiba ? apa karena lelaki tadi...?"

"jangan membicarakan lelaki lain dihadapanku..." cebik vicky dengan malas,ia tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya,tidak pernah sama sekali,dan kali ini ia benar benar membuat eza kewalahan dengan sikap manjanya.

"kak.."

"jangan bicara dengan lelaki asing lagi,dalam kondisi apapun,aku tidak menyukainya,aku cemburu,aku tidak terima orang lain memuji kecantikanmu,menatapmu dengan tatapan penuh minat,aku tidak siap kehilanganmu lagi,secepatnya...ayo kita menikah secepatnya..."

"kak,tidak perlu takut,aku disini,aku hanya akan melihatmu sebagai pendampingku kelak,aku hanya milikmu,hatiku hanya memilihmu,aku tidak akan meninggalkanmu,menikah butuh persiapan,bersabarlah hingga kondisiku benar benar pulih,sebentar saja,aku memintamu menunggu sebentar lagi...." vicky menatap dengan tatapan berkaca kaca,ia merasa bersalah bersikap memaksa barusan.

"maafkan aku.aku ketakutan,aku takut orang lain mengambilmu dariku,aku tidak memikirkan kondisimu,maafkan aku.aku tidak peduli dengan kondisi fisikmu,asal aku bisa memelukmu setiap hari tanpa rasa takut..."

"tidak apa.Aku tahu,kakak hanya perlu percaya padaku,...."

vicky merentangkan tangannya supaya eza masuk dalam dekapannya,dengan tersenyum wanita itu menurut.Lelaki dihadapannya begitu aneh,ia bersikap melankolis setelah ada pria lain mendekati calon istrinya.

"jangan berubah,tetaplah begini,jadi wanitaku,wanita dihatiku.Jangan tunjukan sikap manismu pada orang lain,selain padaku..apapun kondisinya.Jangan pergi tanpa diriku..."

"Baiklah.jika itu membuat kakak tenang tidak apa..."

Vicky mengusap lembut kepala eza yang masih berada dipelukannya,ia menyadari tadi ia terlalu posesif,jika wanita itu bukan eza pasti sudah sangat risih jika lelakinya over protectif,cemburu boleh,tapi sewajarnya.Ia rasa eza mengerti dirinya,apalagi dirinya yang rela menemani dan menanti eza sampai sejauh ini.

"apa aku sudah boleh kembali ke kamarku sekarang..."

"tidak.Sebentar lagi,aku masih merindukanmu.Aku masih ingin menghilangkan bayang bayang lelaki tadi dari benakmu..."

"kakak..."

"dia sering memperhatikanmu,aku tidak suka itu..."

"mulai lagi deh..."

"sayang,bolehkah kamu memanggilku sayang juga,aku tidak suka dipanggil kakak,aku ini calon suami mu bukan,kumohon..."

"tidak sekarang.Ada waktunya kakak.."

Vicky membuang wajahnya dengan kesal,eza tersenyum lucu,kenapa hari ini tingkah lelaki ini aneh sekali.Ia terlihat lebih manjah,jika biasanya lelaki ini selalu memanjakan dirinya tapi hari ini justru lelaki ini yang bersikap manjah ketika kesal.

"sayang.aku ingin istirahat,bolehkah..." eza berucap setengah menahan tawa Karena merasa lucu mengucapkan kalimat itu.Vicky langsung tersenyum lebar begitu mendengarnya,ia seperti bocah yang merajuk minta dibelikan mainan,saat mainan itu didapat senyumnya begitu lebar mengalahkan luas samudra.

"sekali lagi..."

"sayang,aku lelah.aku ingin istirahat...." dengan manja vicky meleleh manja dihadapan wanitanya,ia menyembunyikan senyum malu malu dalam pangkuan eza.

"Baiklah.Istirahatlah." serunya kemudian dengan rona wajah yang amat bahagia.

"dimana ? disini ? aku ingin dikamarku..."

"disini saja,toh ini juga bakal jadi kamar kamu,seluruh ruangan disini juga milik kamu...tidak perlu pusing memikirkannya..."

"kakak,...ehm...maksudnya,sayang....kita belum menikah,enggak boleh sekamar tahu..."

"ya uda yuk nikah sekarang."

"apaan sih,ngajak nikah kaya orang ngajak makan rujak aja...."

"beneran sayang,ayo nikah.Uda enggak sabar tahu pengen tidur disamping kamu..." vicky malah semakin bicara ngelantur,efek rasa cemburunya merambat sampai keotak kecilnya.Tidak bisa sedetikpun terpisah dari wanitanya.

"terserah sayang deh,aku capek.Aku bener bener mau istirahat.." eza membaringkan tubuhnya,masa bodoh dengan ucapan lelaki yang sudah bicara aneh sedari tadi.Ia yakin lelaki ini hanya masih merasa cemburu saja,dia tidak akan berbuat lebih dari batasannya.Dia juga tidak akan nekat satu ranjang dengannya dalam status tanpa ikatan,vicky tau batasannya,dan eza juga sudah hafal watak calon suaminya.Dan benar saja begitu mata eza terpejam ia memandangi wanita itu,lama kian lama ia menyelimutinya dan berjalan menggeser sofa kedekat ranjang. Ia berbaring juga diatas sofa sambil terus menatap wajah eza.