Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 125 - Kembali mengingat

Chapter 125 - Kembali mengingat

Pagi itu eza sedang berada dirumah sendirian,bik ina dan vicky sedang keluar untuk membeli beberapa perlengkapan rumah.Biasanya bik ina akan pergi sendiri dan vicky dirumah menjaganya,tetapi karena kondisinya mengalami perkembangan yang signifikan dan perlengkapan yang akan dibelanjakan cukup banyak eza menyuruh vicky menemani bik ina sementara ia dirumah.Ia berlatih berjalan dengan perlengkapan yang sudah disediakan,eza juga sudah mencoba berjalan dengan walker,yang terbuat dari aluminium dengan empat tiang penyangga,ia biasanya berlatih dengan alat itu didalam rumah,semenjak vicky melamarnya keinginannya untuk sembuh semakin kuat.Hingga ia berlatih dan berupaya agar bisa kembali berjalan,mengikuti intruksi dokter juga berusaha menggerakkan kakinya.Dan hasilnya ia tidak terlalu bergantung pada kursi rodanya,dia sudah bisa melangkah selangkah demi selangkah meski dengan alat bantu.Dan entah mengapa pagi itu ia ingin berjalan keluar dengan alat bantunya,ia ingin melihat lihat keluar kompleks.Semenjak tinggal disana ia hanya berada didalam rumah,tidak pernah keluar atau mengetahui dunia luar.Eza melangkah selangkah demi selangkah menuju keluar,ia begitu kepayahan,tapi semangatnya begitu kuat,dan tanpa ia sadari ia sudah jauh dari rumah,berada ditengah taman kompleks perumahan yang vicky beli Untuk ditempati bersamanya,kompleks yang tidak jauh dari tempat kerja vicky.

Dari kejauhan tampak seorang pria tengah mengamatinya,tidak berani mendekat hanya terus memandangnya dari kejauhan tanpa ia sadari.

Bruukkk !!!

Tiba tiba eza terjatuh saat hendak kembali kerumah,alat bantunya membentur batu dan membuatnya oleng.Ia meringis menahan sakit,menoleh kekanan kiri mengharap bantuan seseorang untuk membantunya berdiri,karena ia belum bisa berdiri sendiri.

"apa kamu perlu bantuan..." tiba tiba suara seseorang mengejutkannya,lelaki itu mengulurkan tangannya.Lelaki yang diam diam memandangnya dari kejauhan,eza menoleh keatas mendapati lelaki yang menatapnya.Mengapa aku seperti pernah melihatnya....batin eza.Dia...aku seperti kembali mengingat bertemu seseorang yang persis seperti dirinya,tapi dimana.Eza mencoba mengingat ingat sembari menatap intens lelaki itu,Ah...dia sama persis dengan tetra...ya tetra.Wajahnya sangat mirip,juga senyuman nya,aku merasa seperti dejavu.

"kamu baik baik saja..." lelaki itu kembali menegur eza yang tengah melamun memandangnya,tampak seutas senyuman manis tersungging disana.

"ah,iya.aku baik..." seru eza terbata dan menyadarkan dirinya,bahwa lelaki itu hanya mirip.

"aku memperhatikanmu,sedari tadi.Apa kamu mengalami kecelakaan sebelumnya..."

"hmm.ya,aku mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu..."

"mari aku bantu berdiri..." lelaki itu kembali mengulurkan tangannya,eza menoleh kekanan kiri,tidak ada orang lain,dia takut,sebab baru bertemu lelaki ini.

"tidak perlu takut,aku tinggal dikompleks sini juga,rumah ketiga dari rumah yang kamu tempati."

"ah begitu..." dengan sungkan eza menerima uluran tangan itu,ia berdiri dibantu lelaki itu.

"terima kasih..."

"kamu begitu bersemangat,aku salut lihat kegigihan kamu untuk bisa kembali berjalan.Aku sering memperhatikanmu dari teras rumah,..."

"memperhatikanku ?"

"ya.Ketika kamu diantar oleh suamimu untuk pergi terapi...."

"ah...dia calon suamiku."

"calon suami rupanya.Dia begitu menyayangimu kelihatannya,mengapa dia yang merawatmu...? bagimana dengan keluargamu...?"

Eza hanya tersenyum menanggapi pertanyaan itu,ia tidak harus mengumbar masalah pribadinya dengan orang yang baru dikenal.

"maaf kalo aku terlalu ikut campur.Apa mau aku antar pulang...?"

"tidak.aku bisa sendiri,sekali lagi terima kasih." eza tersenyum dan mencoba kembali melangkahkan kakinya perlahan,lelaki itu terus memandanginya.

"kenalkan namaku Kiki,kalau boleh tau siapa nama kamu..?"

"Sheza,namaku sheza..." jawab eza ingin segera berlalu dari lelaki itu.

"kamu cantik,sungguh..." cicitnya lagi namun masih bisa didengar eza,Karena sejatinya langkah eza yang lambat sehingga ia tidak bisa cepat menjauh dari lelaki itu.

Sementara vicky sudah dari tadi kembali pulang belanja,namun tidak menemukan eza dirumah.Seluruh isi rumah sudah ia masuki namun wanita itu tidak ada disana.Dengan sedikit panik ia berlari keluar barangkali eza berjalan jalan keluar,Namun langkahnya terhenti saat melihat wanita itu jatuh.Matanya membola dan ia ingin berlari,tetapi seorang lelaki mendekati eza dan membantunya.Seperkian detik hatinya begitu panas melihat tatapan lelaki itu kearah wanitanya,tatapan penuh minat.Ingin rasanya ia menggempur wajah lelaki itu berkali kali melihat tingkah akrab lelaki itu pada eza.Dengan langkah tergesah gesah vicky berlari menghampiri eza,hatinya semakin memanas saat mendengar lelaki itu mengatakan eza cantik.

"eza....kamu ngapain diluar sayang..." ucapnya penuh penekanan pada kata sayang,seolah menyatakan bahwa wanita itu miliknya.

"kak vicky sudah pulang.Aku hanya ingin berjalan jalan."

"kamu belum bisa berlatih terlalu jauh.Jangan membuat kakak cemas...." lelaki bernama kiki itu tersenyum kearah vicky yang memasang wajah tak bersahabat.Karena merasa suasana memanas lelaki itu berlalu menjauh dari pasangan itu,Bik ina juga tergopoh menghampiri mereka yang juga tengah membantu mencari eza.

"bik,tolong bawakan alat bantunya..."

"baik pak.."

"tapi kak,aku masih ingin berjalan sendiri kerumah,memang lambat dan butuh waktu lama tapi aku bisa sendiri..."

"tidak.Menurutlah,aku akan menggendongmu sampai kerumah,kamu harus pastikan kondisi kamu,jangan paksakan..." dengan tanpa persetujuan eza,vicky langsung menggendongnya ala bridal style dan berjalaan cepat menuju rumah mereka.Sementara lelaki itu tersenyum menatap sikap posesif vicky yang begitu menjaga wanitanya.Entah mengapa senyum wanita itu seolah menyihirnya,dan terus muncul dalam benaknya.Sudah lama ia memperhatikannya dari kejauhan,saat melihatnya sedekat tadi ia begitu terpesona dengan keanggunan wajah dibalik hijab berwarna kalem yang selalu dikenakan wanita itu.Ada perasaan aneh yang bergelanyar dihatinya,perasaan yang tidak bisa ia artikan.Sungguh,senyuman itu adalah senyuman biasa namun membuatnya bergetar untuk pertama kalinya.