Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 124 - Hati yang lain

Chapter 124 - Hati yang lain

Semua orang menikmati pesta sederhana yang mereka ciptakan untuk eza,tidak ada kesedihan,hanya kebahagiaan seolah betabur bagai bintang hari itu.Nando mengamati wanita yang Nampak duduk disebelah eza,awalnya ia ingin melihat sepuasnya wajah eza,tapi matanya kini malah tertumpuh pada sosok wanita disebelahnya.Amelie....entah sejak kapan wanita itu mempunyai magnet yang menarik fokusnya pada eza,ia perhatikan saat wanita itu tertawa,juga tersenyum.Jika bersanding dengan eza jelas masih kalah,karena selain cantik eza mempunyai wajah yang memancarkan aura lain.Tapi sekilas,hari hari sebelumnya saat menghabiskan waktu dengan amelie,ia melihat dengan jelas wajahnya.Dia cantik,tetapi karena sikapnya yang aur auran Nando tidak pernah sedikitpun meliriknya.Tetapi Entah sejak kapan,wanita ini mampu menggetarkan hatinya begitu ia berniat melupakan eza.

"ngeliatin apa sih ? jangan bilang lagi liatin calon istri ku ya..." vicky menyenggol bahu nando yang seketika sadar dari lamunannya.Ia menjadi salah tingkah seperti orang yang kepergok melototi istri orang.

"ah tidak kak...posesif banget sih..."

"aku hanya tidak suka wanitaku ditatap sedemikian intens..." ucap vicky lagi,tapi nando malah nyengir dan menatap kearah wanita wanita itu.Vicky memastikan dengan seksama,ah ternyata lelaki ini sedang memperhatikan amelie.

"kau menyukainnya...."

"siapa ? aku menyukai siapa..? jawab nando gugup.

"amelie..."Nando tersenyum,rupanya sikapnya sangat kentara.Ia akhirnya mengakui dihadapan lelaki yang kini menjadi calon suami wanita yang selama ini begitu dijaganya.

"ehm.sepertinya...aku juga tidak yakin dengan perasaanku...."

"sejak kapan ?"

"entahlah.semenjak eza pergi dari hari hariku,wanita itu selalu ada untukku."

"akan ada hati lain disaat hati yang kau inginkan pergi."

"aku tidak yakin.Tapi sekarang hatiku berdebar saat tatapan kami bertemu..."

"seperti itulah perasaan,mudah berubah saat tidak ada balasan dari hati yang kita inginkan,tidak semua...tapi rasa jenuh menanti itu ada.Dan aku sarankan cobalah menerima hati yang lain,lupakan eza,aku akan membuatnya bahagia tanpa sedikit luka..."

"apa itu sebuah ultimatum,atau semacam kode keras supaya aku menjauhi eza...."

"tidak.Itu sebuah saran dari seorang kakak." seru vicky sembari menepuk bahu nando Sebelum pergi menghampiri wanitanya.

Apakah aku bisa melupakan eza,apakah perasaanku begitu cepat berubah.Kuakui amelie juga tampak cantik,tapi eza jauh lebih kuharap.Tetapi aku hanya pungguk merindukan bulan jika terus menunggunya,dia sudah bahagia bersama lelaki yang dicintainya.Apa aku juga harus perlahan melupakannya,aku rasa begitu.Kamu tetap wanita terbaik yang pernah ada,tidak....satu orang saja yang paling berharga....disini sebagai temanku.

Setelah lama berkutat dalam alam pikirnya nando berjalan menuju dapur Untuk mengambil minum sekedar menyegarkan pikirannya.

"Sendiri aja..." seketika nando terbatuk begitu mendengar suara wanita disebelahnya,wanita yang baru saja ia pikirkan,mengaduk aduk perasaannya.Dengan refleks pula amelie menepuk nepuk punggung lelaki itu untuk meredakan batuk yang mendera akibat tersedak air minum.

"kamu baik baik aja?pelan pelan minumnya,kaya abis liat setan aja..."

"amelie..."

"ehm...."

"ngapain ?ngagetin aja tau...."

"segitunya.Aku nyusulin kamu,kayanya lagi banyak pikiran,kenapa sih ? cemburu ya liat kak eza seromantis itu dengan kak vicky...."

"enggak tuh.biasa aja,aku malah seneng dia bisa bahagia,akhirnya..."

"terus mikirin apa ?"

"kamu..." dengan tanpa sengaja nando keceplosan ngomong hal yang seharusnya ia simpan,mata amelie seketika membola mendengarnya.

"a..aku ? kenapa ? kok bisa ? mengapa kepikiran aku..." Nando menepok jidatnya sendiri,ia kelepasan.

"ah...tidak.lupakan.kurasa aku sedang kacau.." cicitnya pelan.Nando berniat berlalu meninggalkan amelie,tetapi dengan tergagap amelie menghalangi langkahnya.

"ada apa ?"

"Nando,tak bisakah kamu melihatku sebagai wanita..." Nando mengerutkan keningnya menatap wanita dihadapannya.

"Amelie..."

"Sejak lama,saat kamu bergabung..." sebelum amelie melanjutkan perkataannya,nando menariknya ke taman yang terlihat dibelakang rumah vicky.Posisi mereka bicara tidak enak,yaitu berada didapur dan nantinya didengar orang.Setelah berada ditaman nando menatap wanita yang kini duduk disebelahnya.

"katakanlah..."

"apa ?"

"hal yang ingin kamu katakan padaku tadi..."

"Sejak lama,semenjak kamu bergabung di divisi kami,aku....aku..."

"aku apa ?" Nando tidak sabar ingin mendengarnya,wanita itu membuatnya risau juga gugup.

"aku sudah menyukaimu,tetapi kamu tidak sedikit pun melirikku.kamu selalu ikut campur dalam masalah kak eza,apapun itu,aku sadar kak eza wanita cantik juga baik,semua orang mengakui itu,tidak ada niat hatimu menjauh meski tau statusnya,hubungannya.Aku tidak marah,karena kak eza memang pantas mendapatkan rasa kagum itu,tapi Nan....hatiku ingin maju begitu dia pergi dari kita,tidak ada lagi rasa khawatir,aku hanya ingin kamu melihatku,itu saja...." Nando ternganga seketika mendengarkan penuturannya,ia mengerjab berkali kali,bahkan menampar pipinya sendiri saking tidak yakinnya.

"Amelie..."

"ya kuakui aku bodoh,wanita yang mengungkapkan perasaan pada seorang pria yang bahkan tidak melirikku sedikit pun."

"bukan itu maksudku,kamu cantik,hanya saja kamu yang terlalu dekat dengan revan,juga beberapa lelaki,membuatku sedikit tidak tertarik padamu...."

"kami hanya berteman.aku suka berteman dengan siapapun,tidak memandang gender,aku ingin menarik perhatianmu...itu saja."

Nando menghela nafas berat,iia pikir perasaannya saja yang aneh.Tetapi wanita dihadapannya malah lebih aneh darinya.

"terimakasih untuk pengakuanmu amelie.Aku menyukainya...."

"apa ? menyukai apa ?"

"kamu.Kamu cantik,kita lanjutkan perbincangannya lain kali,tidak enak meninggalkan pesta begitu lama...." Nando meninggalkan amelie yang masih tersenyum penuh arti begitu lelaki itu menyebutnya cantik,ia menutup wajahnya yang terasa panas.Nando membalikkan tubuhnya setelah melangkah beberapa langkah.

"Tunggulah...tunggu sampai hatiku benar benar siap menerimamu,aku tidak ingin membuatmu kecewa ataupun sakkit hati..." ucapnya sebelum kembali berlalu pergi. Amelie terperanga mendengar ucapan itu,ia melompat lompat kegirangan seperti orang yang menang lotre.Akhirnya...akhirnya...yes..yes.soraknya dihati.