Karena merasa sudah mendengarkan semua perkaataan Nandini,hati eza jadi sedikit lega,ia merasa tidak akan menyakiti wanita lain jika egonya ingin selalu berada bersama dengan vicky,dengan kondisinya sekarang tidak ada yang ingin ia lihat kecuali laki laki itu.
"Kamu sudah selesai bukan,baiklah kita kerumah sakit sekarang,kondisimu belum begitu baik,wajah kamu masih terlihat pucat.."
"ehm.aku sudah mendapatkan jawabannya"
"Nandini,aku harus pergi.aku ingin mengantarnya untuk perawatan lanjutan."
"hati hati..." Nandini kembali menggenggam jemari eza.
"cepat sembuh.Aku ingin melihatmu bahagia,setidaknya gunakan dengan baik kesempatan ini."
Eza mengangguk pelan serta tersenyum kearah wanita itu.Vicky mendorong kursi rodanya menjauh meninggalkan Nandini.Ia membantu eza masuk kedalam mobil dan melesat menuju rumah sakit besar dikota P.
Mereka sampai dilobi rumah sakit,Vicky langsung menuju meja pendaftaran agar eza segera dirawat kembali dan beristirahat.Wanitaku ini pasti sangat lelah sekarang,batinnya seraya menatap lembut wanita yang duduk didepannya.Ia sengaja memesan kamar kelas satu agar eza merasa nyaman dan tenang saat dirawat.
"beristirahatlah.kamu pasti sangaat lelah.." vicky mengusap lembut keningnya setelah wanita itu mendapat pemeriksaan oleh dokter jaga.Eza mengangguk pelan,ia memang sangat lelah,ia merasa seluruh badannya terasa ngilu,ia baru saja mengalami kecelakaan dan menjalani kuretase,kondisinya belum pulih dan stabil,ia butuh istirahat yang cukup.
Vicky menatap wanita dihadapannya yang dengan cepat terlelap,ia membelai lembut.Andai waktu bisa kembali,aku tidak ingin kamu mengalami semua ini za,pasti berat semua ini,gumamnya.
Setelah memastikan wanita itu tertidur vicky melangkah keluar ruangan untuk menghubungi Nandini,ia tidak mau mengganggu eza jika ia tetap berada diruangan itu.
"aku sudah sampai dan eza sudah dirawat kembali..."
"baguslah.semoga dia lekas membaik.." terdengar suara lega dari ujung sana.
"kamu ingin kembali pada orang tuamu sekarang ? apa perlu aku antar..."
"tidak.Aku ingin bertemu seseorang terlebih dahulu.Aku akan menyelesaikannya dengan alasanku,mas tidak perlu memohon pada orang tuaku,ini keputusanku,aku yang akan bicara hingga mereka mengerti dan tak menghardik keluarga Mas kedepannya..." suara nandini begitu tegas meyakinkannya.Bagaimanapun ada rasa bersalah direlung hati vicky,baagaimana dengan berbesar hati wanita itu melepaskannya.
"Mas,kamu masih disamping eza bukan..?"
"tidak aku keluar ruangan untuk menelponmu.kenapa ?"
"kembalilah kedalam.jangan pernah tinggalkan dia sedikit pun,aku merasa dia sedikit terlihat tertekan,ia seperti sedikit terganggu dengan kondisinya,aku hanya takut dia kenapa napa,dia baru saja kuretase bukan,emosionalnya..."
Vicky mengangguk meski wanita itu tidak akkan melihatnya,mungkin sesama wanita akan memahami kondisi wanita lain dari cara mereka berkata juga tatapannya.
"baiklah.aku tutup,kamu hati hati." vicky menyimpan kembali ponselnya.
Sementara itu eza merasa ia melihat irawan berjalan mesra dengan wanita lain,tidak itu desni mantan kekaasihnya.Mereka bercanda merencanakan perpisahan dirinya dan irawan,eza terseok dengan bulir airmata yang tak juah mau berhenti.Ini mimpi...ini mimpi....ia mengelus perutnya yang masih terlihat rata,ia menoleh kearah nando yang juga menatapnya dengan tatapan aneh.Eza meremas amplop putih ditangannya dan berlari kencang sangat kencang,ia mendengar nando terus menyorakkan namanya,terus,terus...hingga...brukkkk!!!
Ia melihat ada darah dimana mana,disisinya,tidak lebih tepat disela kakinya,anakku...bayiku....
"tidakkkkk !!!" Nafasnya tersengal,tampak keringat bercucur dari keningnya.Eza terbangun,ia bermimpi,kejadian itu terus berputar dalam tidurnya,tidak...tidak....ia semakin histeris karna semakin merasa tertekan,ia memegangi kembali perutnya,masih terasa sedikit sakit.
"tidak...tidak...tidak...." teriakannya memecah keseluruh sudut ruangan,vicky yang baru selesai menerima panggilan masuk kedalam ruangan,ia terkejut mendapati wanita yang tadinya tertidur lelap sudah terbangun.Ia berteriak terus,menangis bercampur keringat yang mengalir,ia langsung berlari mendekati eza.
"eza,eza....hei..hei...kamu kenapa,sadarlah,ada apa..." vicky mencoba menenangkannya,ia mengusap keringat dikening eza,menghapus air matanya,wanita itu terus berucap lirih,tidak.. tidak dan tidak.Ia bergumam tak jelas.Benar perkataan Nandini,eza tertekan.Bukan fisiknya saja yang sakit,tapi batinnya juga.
"eza,ada apa ? tenanglah jangan begini."
"dia membuatku begini,dia membuat aku kehilangan bayiku...aku benci dia.Pergi....pergi....aku takut..." teriaknya histeris.
"tenanglah. kumohon,ini aku,aku disini..." vicky berusaha menenangkannya.Ia mendekap wanita itu erat agar tidak terus meronta ronta.
"A..aku melihatnya.Aku bermimpi buruk lagi,di...dia terus saja menggangguku,dia terus muncul dalam mimpiku...."
"tenanglah.tidak akan terjadi apapun sekarang,aku disini bersamamu,kumohon tenanglah.jangan begini,tenanglah...." vicky memeluk erat wanita itu,ia menjadi takut sendiri.ia menepuk nepuk punggung eza,menenangkannya,hatinya tercabik melihat kondisi eza.
"aku takut kak,aku takut..." serunya lagi sudah lebih tenang didalam pelukan lelaki itu.Vicky terus menenangkannya,ia menekan tombol darurat didekatnya agar dokter segera datang untuk memeriksa kondisi eza.
"tidak perlu takut,aku disini bersamamu,tenanglah..."
Eza masih menangis dalam pelukan vicky,rasanya seperti kejadian itu terus berulang dibenaknya.Seperti nyata,terlihat nyata,ia terus ketakutan akhir akhir ini.
"kanapa itu terus menghantuiku,aku takut.Aku takut kak...." ucapannya dalam tangis.
"apa yang harus kamu takutkan.Aku disini,aku tidak akan meninggalkanmu,maafkan aku.Jangan begini,aku takut kamu melukai dirimu sendiri,kita mulai semuanya lagi,tetaplah bersamaku,disisiku,kamu harus sembuh.lupakan masa lalu yang buruk itu,cobalah menerima,kita akan bersama,tidak akan ada yang menyakitimu lagi,kumohon,jangan membuatku takut..." tanpa terasa vicky ikut menangis memeluk eza,wanita yang membuat huru hara dihatinya,memporak porandakan perasaannya.Hatinya mendung melihat kondisi psikis eza sekarang.Bagaimanapun ia harus sembuh dan melupakan kejadian buruk itu.