Sementara dirumah sakit vicky tampak masih menyuapi eza,mama rere sibuk mengemasi barang barang yang dibawa andi dari rumah,semua barang barang kebutuhan eza yang akan dibawa kekota P.
"apa barangnya sudah lengkap semua ma ?" Andi mendekati mama nya yang tengah sibuk.
"mama rasa sudah.."
"jangan terlalu banyak kak,nanti kalau ada keperluan lain vicky akan cari disana,lagian eza hanya beberapa hari dirumah sakit,selanjutnya aku akan merawatnya dirumah dan mendatangkan terapis kerumah..."
"bukankah akan semakin banyak biaya ky.."
"tidak apa kak.Asal eza nyaman.." vicky mengusap kepala eza perlahan,meski tengah sakit wanita itu tak lepas dari hijabnya.
"Terima kasih untuk semuanya ky.." Andi menghampirinya dan menepuk pundak vicky.Ia mendekati adiknya pelan.
"jangan banyak pikiran,kakak akan mengurus semua masalah perpisahan kamu dengan irawan,tidak akan ada yang mengganggumu lagi sekarang.Fokuslah pada kesembuhanmu,ingat lelaki ini,dia sekarang yang akan merawatmu,Dia yang mengharapkanmu,jadi kamu harus sembuh..." eza mengangguk pelan,ia memeluk erat sang kakak yang begitu mengerti dirinya dari dulu.
Tiba tiba pintu ruang rawat terbuka,Nando menyongsong masuk dari luar.
"apa sudah akan pergi ?"
"ehm.sebentar lagi.." vicky menyahut dengan senyum bahagia.
"kamu harus sembuh,maaf tidak bisa mengantarmu.Jangan pikirkan hal lain,fokuslah pada kesehatanmu.Aku menunggumu disini,datanglah sesekali,aku pasti akan sangat merindukanmu..."
"ehm.Aku akan melihatmu bersama orang yang selalu kamu dambakan..."
"orang itu kamu, eza..."
"aku tau.setidaknya wanita lain yang bisa membuatmu nyaman dan bahagia saat bersamanya,aku menunggumu...aku juga akan sangat merindukanmu,kamu banyak membantuku,.."
Nando memeluk wanita itu spontan,merasakan haru dan sesak didadanya.Meski vicky merasa cemburu ia coba meredamnya,tidak lama,tidak akan lama,ini hanya salam perpisahan keduanya,batinnya sendiri.
Andi memasukan semua keperluan eza dibagasi mobil vicky.Ia juga merasa berat melepas kepergian adiknya,tapi ia juga tidak bisa berbuat banyak.Baru kali ini adiknya akan jauh dari jangkauannya,meninggalknnya dengan kondisi tidak baik.
"jaga adikku,terus beri aku kabar mengenai perkembangan kesehatannya..."
"baik kak,kami pergi dulu."
Eza memeluk kakak juga mama nya,ada rasa berat meninggalkan mereka,meski ia bersama lelaki yang ia cintai namun ia tidak pernah berpisah jauh dan lama dari keluarganya.
"hati hati.." Nando melambaikan tangannya,terus hingga mobil itu menghilang dari pandangan mereka.
Sepanjang perjalanan eza hanya terdiam,vicky menyuruhnya beristirahat,sehingga eza hanya tidur dan sesekali memandangi lelaki itu tengah menyetir.
"kita hampir sampai,kita akan langsung kerumah sakit ya..." vicky menoleh kearah wanita yang sudah terjaga saat mereka sudah berada dikota P.
"ehm...kak,sebelum kerumah sakit,apa aku boleh menemui istri kakak..."
"maksudmu Nandini..?"
"ehm.bolehkah aku menemuinya sebentar saja,aku ingin bicara dengannya,hatiku tidak tenang dan terus kepikiran tentangnya..."
"baiklah,kita akan singgah kerumah ku dulu..." vicky pun mengalah dan memilih menuruti permintaan eza,ia membanting stir menuju kearah jalan yang menuju rumahnya.Tak lama mereka sampai didepan sebuah rumah yang tidak terlalu besar,tapi terkesan rapi.Dari dalam keluar sosok wanita,meski tak memakai hijab seperti dirinya wanita itu memakai pakaian sopan dan berwajah teduh.
"kamu pulang mas ?" sapanya begitu vicky turun dari dalam mobil,ia segera menyambut dan mencium tangan suaminya.
"aku ingin membawanya kerumah sakit,tapi dia memintaku kesini,dia ingin menemuimu..." wanita itu tersenyum,entah apa makna dibalik senyumannya,amarahkah,cemburukah atau perasaan senang.vicky menggendong eza turun dari dalam mobil,mendudukannya dikursi roda dan membawanya masuk kedalam rumah.
"berceritalah dengannya,aku akan menunggu dikamar..." Vicky meninggalkan keduanya kedalam,Eza menatap wanita dihadapannya dengan tatapan resah.
"aku minta maaf,kak..." eza membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"tidak usah panggil kak,Nandini saja,kita seumuran bukan."
"iya Nandini.Aku merasa bersalah,tentang suami mu,..."suaranya terdengar terbata dan bingung,Nandini bisa melihat raut bersalah dari wajahnya.Ia mendekati eza,menggenggam jemarinya.
"tidak perlu meminta maaf,aku tau bagaimana perasaanmu.Aku mengikhlaskan dia,karna kamu yang dicintainya bukan aku.Eza kita sama sama wanita,kamu tau rasanya menikah karena perjodohan sementara hatimu telah menemukan hati lain sesuai keinginanmu,sakit bukan..."
"maksud kamu nandini..."
"aku juga punya seseorang yang menantiku hingga sekarang,lelaki itu masih menungguku,bukan aku ingin mengkhianati suamiku,tapi kebahagiaan dia tidak bersamaku,kebahagiaannya bersamamu,aku ingin melepasnya hingga dia bisa kembali bersamamu dan aku kembali bersama lelaki yang menantiku....tidak mudah za,tapi inilah kenyataannya...."
"apakah kamu tidak marah padaku..."
"untuk apa ? Cinta tidak bisa dipaksakan,pernikahan ini hanya menimbulkan rasa sakit dihati kami,melepaskan adalah cara terbaik,dia bukan jodohku hingga akhir,dia jodohmu..."
"aku tidak begitu paham agama,tapi perceraian begitu dibenci dimata sang khalik,dia tidak mungkin salah menyatukan hambanya ...."
"kamu benar,perceraian amat dibenci.Dia menyatukan agar masing masing kami tau,bahwa yang dipaksakan itu tidak baik,sekuat apa kalian mencoba menjauh Dan melupakan,kalian tetap dipertemukan bukan...karna jodohnya kamu,bukan aku..." Nandini menghapus air bening diekor matanya,ia juga membantu menyusut airmata diwajah eza.
"aku akan melepaskannya,aku yang akan meninggalkannya,aku yang akan mengurus perpisahan kami,dia hanya perlu menjagamu dengan baik,kamu harus sembuh...aku punya orang lain yang juga berharap kehadiranku..."
Eza mengerti sekarang,mengapa Nandini pergi dan memintanya tinggal disisi vicky.Dia juga amat mencintai orang lain,ya...hati memang tidak bisa dipaksakan.
"apa kalian sudah selesai..." vicky kembali ketempat mereka berdua berada.Eza dan Nandini sama sama tersenyum sebagai jawaban mereka.
"Bagaimana Nandini ? aku akan merawat eza...,"
"rawatlah dia mas.Mas,aku akan mengurus perpisahan kita,agar kamu dan eza bisa bersama tanpa perlu merasa menyakiti aku..."
"kamu serius nandini ? lalu orang tua mu..."
"aku yang akan bicara pada mereka.Jangan khawatir..."
Vicky menghela nafas berat,ia ingin selalu bersama eza namun tidak ingin menyakiti nandini sebagai istrinya,tapi wanita itu malah ingin meninggalkannya dengan sukarela,entah apa alasannya lelaki itu banyak berterima kasih pada istrinya itu.
"aku melepaskanmu Nandini.Kita berpisah.Maaf untuk semuanya,hal yang tidak bisa aku berikan,termasuk hatiku,aku minta maaf,setelah mengantar eza kerumah sakit aku akan mengantarkanmu kepada orang tuamu..."
Nandini tersenyum lega,akhirnya...akhirnya...aku yang lelah berpura pura menerima,berpura pura tersenyum,akhirnya dia melepaskanku....
Eza menjadi saksi perpisahan mereka,tidak ada yang bisa ia katakan jika itu keputusan keduanya.Ia berharap tidak ada hati yang terluka karna dirinya.