Eza sudah dipindahkan keruang perawatan,ia masih belum sadarkan diri,vicky meletakkannya diruang rawat kelas satu agar eza merasa nyaman dan tak terganggu,entah apa yang akan dilakukannya saat sadar dan tahu ia berada dirumah sakit.
"kamu pulanglah dulu,gantilah pakaianmu,kami akan menjaganya disini..." Andi mendekati vicky yang masih duduk disamping brankar eza menatap wanita itu yang tertidur lelap.
"aku takut ia bangun dan aku tidak ada disampingnya kak..."
"dia tidak apa apa.pulanglah dulu,kamu juga punya istri,setidaknya jangan membuatnya khawatir..." vicky menarik nafas berat,ia melupakan istrinya,sepenuhnya fikirannya dipenuhi oleh eza.
"kamu juga pulang dulu Nan,istirahatlah.akan aku kabari jika eza siuman..."
Nando mengangguk pelan,sementara vicky mendekat ke eza,ia menggenggam tangan wanita itu erat seolah tak ingin berpisah,ia mengusap kening eza dengan lembut.
"kamu harus kuat za,aku menunggumu...." Vicky tersenyum pilu,ia menoleh kearah andi.
"beritahu aku bagaimana kondisinya kak..."
"ehm...aku akan memberitahu perkembangannya,jangan khawatir,dia akan baik baik saja..."
Nando dan vicky pun pamit pergi dari ruangan rawat eza,hanya tersisa Andi dan rere,sementara irawan memutuskan menunggu diluar saat vicky dan nando berada didalam.
Vicky memasuki areal rumahnya,ia sampai rumah menjelang magrib.Dari dalam sang istri langsung tergopoh keluar begitu mendengar suara mobil suaminya.
"kamu sudah pulang mas,loh...kenapa baju kamu penuh darah gini mas,apa yang terjadi..?" wanita itu panik melihat penampilan suaminya.
"nanti saja aku jelaskan,aku ingin mandi." Vicky berlalu masuk meninggalkan istrinya yang masih heran melihat kondisinya.
Vicky berjalan menuju ruang makan disana istrinya sedang menyiapkan makan malam,wanita itu melihat wajah suaminya yang terlihat murung tak bersemangat.
"kamu kenapa mas ? ada masalah ?" wanita itu memberanikan diri bertanya.
"ehm...dia kecelakaan..." jawab vicky dengan murung.Wanita itu duduk disebelah suaminya,dia bukan orang bodoh yang tidak tau kemana arah pembicaraan vicky.
"apakah dia baik baik saja..."
"tidak.Nandini aku minta maaf...." wanita itu tersenyum kecil,ada perasaan aneh dihatinya.
"mas,sudah lama aku ingin mengatakan ini.Wanita yang hadir dipernikahan kita,wanita itu yang kau sebut adikmu,lalu kita bertemu saat dibioskop,aku melihatmu saat kau memperhatikannya,kau murung melihatnya dengan lelaki lain,dan kita bertemu lagi di mall kau bilang dia mantan karyawanmu,aku percaya kurasa memang itu benar.Tapi mas,ada hal yang mengganjal dihatiku,...entah itu benar atau tidak....dia wanita spesial bagimu,...bukan begitu mas..?"
"ehm.kau benar Nandini.Dia gadis kecilku,wanita yang paling aku sayang.Aku minta maaf..."
Nandini menghapus bulir airmata diujung matanya,hatinya tidak sakit tapi ia merasa orang paling jahat,padahal tidak.
"Mas....kita menikah karena perjodohan,aku berharap semua baik baik saja,berakhir sampai bahagia,aku merasa cinta akan hadir seiring waktu,selama ini kamu bersikap baik,lembut,aku fikir cinta akan tumbuh.Tapi kurasa tidak,awalnya aku berfikir hanya perasaanku saja,kamu begitu menggilai wanita itu,wanita itu amat menjaga hatiku,saat kau menatapnya dia menghindar,dia tau batasannya,dia tau hati sesama wanita.Tatapanmu yang penuh kabut rindu,tatapan penuh cinta...aku tidak pernah melihat itu saat kau menatapku mas."
"Nandini..."
"Mas....mungkin kamu berfikir sudah menyakitiku,tidak.Aku sama sekali tidak sakit hati,dia wanita baik.Kita dijodohkan,jika berlanjut maka kita berjodoh,sekuat apa kamu mencintainya kalian akan dijauhkan,karna kamu jodohku,tapi nyatanya begitu kuat kalian menepis status kalian,tapi kalian terus didekatkan itu berarti kamu bukan jodohku,melainkan jodohnya.Kita hanya bersama untuk saling mengerti,memahami bahwa cinta tidak bisa dipaksakan..."
"lalu,apa yang ingin kamu sampaikan Nandini.."
"Kembalilah dengannya.."
"Nandini,lalu bagaimana denganmu,keluarga mu..."
"keluargaku akan memahami.Cinta tidak bisa dipaksa,mereka memilihkan jodohku,namun jika kandas pada akhirnya itu bukan kesalahan mereka.Mas vicky....aku tau bagi wanita lain mungkin sakit memberikan suami pada orang lain,tapi akan lebih sakit bertahan jika pada nyatanya hati itu bukan milik kita,aku baik baik saja mas.Jangan khawatirkan aku,dia butuh kamu..."
"aku tidak tahu ingin mengatakan apa.Tapi Nandini mengapa kamu begitu baik padanya,apa pernikahan ini tidak berarti untukmu..."
"berarti,setiap orang menginginkan pernikahan dengan landasan cinta,pernikahan sekali seumur hidup.Namun aku tidak menemukan nyawa dipernikahan kita.jujur ada sosok yang aku dambakan menjadi suamiku,bukan aku ingin menduakanmu,tapi nyatanya hati kita bertolak mas.Aku baik ,Mas aku tahu rasanya mencintai orang lain tapi kita tidak bisa memilikinya,sakit mas.Lagian wanita itu,matanya memancarkan hal sama saat ia mencuri pandang padamu.Dia cantik,baik dan juga dia tau menjaga hati orang lain...."
"Nandini.Terima kasih atas pengertianmu,aku bingung harus bagaimana...?"
"kembali padanya.Dia butuh kamu sekarang."
"lalu kamu ??"
"Mas,aku baik baik saja.Ada hal lain yang akan ku raih saat kamu tidak lagi bersamaku."
"kamu memutuskan berpisah Nandini..."
"tidak sekarang.Berfikirlah dahulu,bagaimana perasaanmu..."
Nandini menyiapkan makanan kepiring suaminya,hatinya lega setelah mengatakan semua hal yang disimpannya selama ini.Keputusannya tidak salahkan,...dia menikah tidak atas kehendaknya,apa kabar lelaki yang juga setia menunggunya.Nandini tersenyum,mereka sama sama berada diposisi serba salah.
Terima kasih Nandini,kamu wanita baik,aku ingin sekali pergi ke sisi eza,dia butuh aku,kamu begitu pengertian,entah terbuat dari apa hatimu....batin vicky seraya menikmati makan malamnya.