Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 91 - Tidak ingin meninggalkannya

Chapter 91 - Tidak ingin meninggalkannya

Mereka sudah berada dirumah,sementara kak andi langsung pulang karena mama berada dirumah sendirian.Keduanya nampak canggung setelah lama berpisah,eza memutuskan untuk mandi sekedar mendinginkan pikirannya,ia gugup,berada satu rumah lagi dengan suami yang tidak pernah ia cintai.

"kamu sudah selesai mandi,aku sangat sangat merindukanmu sayang,maaf untuk waktu yang lama terbuang,maaf meninggalkanmu sendirian,..." Irawan tiba tiba memeluk eza dari belakang saat baru saja keluar dari kamar mandi.Eza terdiam sesaat,ia merasa risih saat suaminya menekan tubuhnya dengan erat,memeluk seolah tak ingin melepaskannya.

"mandilah terlebih dulu..." ucapnya dengan suara tercekat.Namun irawan tetap mempererat pelukannya,menghirup dengan rakus aroma sabun yang masih tercium dari tubuh istrinya.

"aku ingin seperti ini dulu sayang,aku merindukanmu..." eza merasa tubuhnya panas dingin karena takut,sementara sang suami kepanasan terbakar gairah karena lama tidak menyentuh istrinya.Lama dan lama ia terus mencium leher istrinya,perlahan namun menjadi begitu menggairahkan.Eza sudah tidak tahan,ia ingin lepas dari pelukan suaminya,namun lelaki itu terus mempererat pelukannya.

"aku menginginkanmu,....maaf,tapi aku benar benar menginginkanmu,berpisah membuatku menggila karna terus memikirkanmu...sayang," eza bergidik ngeri begitu mendengar ucapan suaminya,enam bulan tidak berhubungan menjadikannya gugup,ia tidak siap."mas,maaf,...tapi aku..." Belum selesai ia bicara irawan sudah menghujami nya dengan ciuman panas dan menggairahkan,akhirnya percintaan pun tak terelakkan meski hatinya menolak.

Eza bangkit dari tidurnya,badannya terasa remuk karna suaminya begitu bersemangat,mungkin gairah yang selama ini ia pendam seketika meledak,ia pandangi wajah irawan yang tertidur pulas,sudah lama aku tidur sendiri dan aku nyaman...sekarang ia kembali,suamiku.Ia memunguti pakaian yang terserak dilantai,ia pun harus mandi untuk kedua kalinya.

"kamu sedang apa sayang ?" irawan menghampiri eza yang tengah memegang sebuah buku sambil duduk santai didepan tv,eza menoleh sekilas,suaminya sudah mandi ternyata,ia melayangkan kecupan dipipi eza.

"tidak ada,hanya menonton tv..."

"aku ingin kerumah mama ana,kamu..."

"aku tinggal dirumah aja..." eza tersenyum sekilas,ia tidak ingin bertemu keluarga suaminya saat ini,pasti akan ada kata kata pedas yang akan terlontar dari mulut mama serta iparnya yang lain,mereka sudah tidak lagi peduli tentangnya karna irawan sudah bebas.

"baiklah,aku tinggal sebentar tidak apa kan..?"

"hmm...pergilah.." irawan mengusap kepala eza serta mencium keningnya lantas berlalu meninggalkan eza yang masih termenung hampa.Namun lamunannya buyar saat ponselnya berdering,deg.... jantungnya seolah tertekan melihat nama yang terpampang di ponselnya,kak vicky....untuk apa dia menelponku.

"ya assalamualaikum kak.." eza langsung bicara selepas menggeser ikon ponselnya.

"waalaikumssalam...apa kabarmu,kamu baik baik aja kan..."Setetes airmata menetes dari ekor mata eza,lelaki ini masih memperdulikannya,lelaki yang selalu ia rindukan beberapa bulan ini.

"aku baik kak,bagaimana dengan kakak,?"

"tidak baik tanpa dirimu,..." seketika eza merasa hatinya teremas mendengar ucapan vicky,ia tidak mampu menahan harunya.

"kak,sudah mempunyai istri,harus ingat." ucapnyaa akhirnya sembari menahan luka hatinya,vicky tersenyum miris meski eza tidak akan pernah tau bagaimana ia menyembunyikan kesedihannya.

"bagaimana suami kamu,sudah bebaskah ?"

"sudah,aku baru menjemputnya tadi,"

"syukurlah.Gadis kecilku...aku masih berharap kita bisa bertemu entah kapanpun itu,aku tidak ingin melihatmu menangis,jika kamu tidak bahagia,datanglah padaku,meski ini salah,aku hanya ingin memperbaiki rasa yang seharusnya,datanglah padaku jika kamu tidak lagi punya pilihan..." Bulir bulir air mata langsung menghujami wajah eza,airmatanya tak tertahan,ingin rasanya ia katakan,ya...aku tidak bahagia,aku ingin berlari mengejarmu,aku hanya ingin bersamamu...semua mengalir menjadi airmata tanpa bisa ia katakan,ia tau diri,ada wanita lain yang akan terluka akan sikapnya nanti.

"kakak,jangan begitu.Tetaplah seperti ini.a..aku baik,aku akan tetap baik baik saja kak.." Eza mengusap airmatanya dengan cepat saat vicky mengubah panggilan ke panggilan video.Lelaki itu masih sama,ia masih menyimpan segudang cinta untuknya,masih menyimpan perasaan yang harusnya mereka kubur dalam dalam.

Sementara itu dirumah keluarga irawan mereka tengah berbincang bincang menyambut kehadiran irawan kembali ditengah tengah keluarga.

"mana istri kamu ir..." abang pertama irawan bertanya melihat irawan datang sendirian.

"tidak ikut bang,kurang enak badan.."

"istri kamu tuh pandai akting Nak,mama jadi merasa kurang sreg punya menantu yang enggak bisa berbaur begitu sama keluarga.."

"ma jangan gitu dong,eza uda mau berkorban untuk kebebasan aku sekarang,setidaknya ubahlah sikap mama ke dia,kasian dia kalian pojokkan terus,lagian dia uda berusaha jadi menantu yang baik,tapi selalu salah dimata kalian..."

"irawan dengarkan mama,mama ingin bicara serius..." Irawan menatap wajah sang ibu yang nampak serius ingin menyampaikan sesuatu.

"Tinggalkan eza,dia tidak baik untukmu.Kembalilah pada desni..."

"mama ngomong apa sih ma ?aku tidak akan meninggalkannya sampai kapan pun..."

"Irawan mama sudah berjanji nak,"

"janji apa ma ?"

"kamu tau,uang yang dibawa lari Oleh AURI yang berjanji akan membebaskanmu itu mama pinjam dari Desni.Mama berjanji akan mempersatukan kalian jika kamu bebas,karena mama sudah tidak tahan punya menantu seperti eza..." Irawan bangkit dari duduknya,ia begitu terkejut mendengarnya.

"Ma aku tidak akan meninggalkan eza,dia begitu setia menungguku disaat masa sulitku,dia menyemangatiku,dia berusaha mengorbankan tabungan impiannya untuk membebaskanku,dia juga dengan lapang dada menerima aku saat bebas,dengan kondisiku yang tidak punya apa apa berstatus mantan Napi....ma...dia istri yang paling baik,aku tidak bisa meninggalkannya,tidak akan pernah..."

"ir dengarkan mama dulu..." irawan langsung beranjak dari duduknya Dan berlalu pergi begitu saja.