Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 79 - Sidang perdana

Chapter 79 - Sidang perdana

Eza sudah meninggalkan resepsi pernikahan vicky,sedari tadi ia hanya diam dengan mata yang berkaca kaca.Tidak menetes sebab ia tahan hingga terlihat seperti pecahan kaca yang menggambarkan betapa terluka hatinya.

"kamu baik baik aja za ?" krish menoleh ke jok belakang mobil,ia melihat eza yang terdiam tanpa senyum diwajahnya.

"baik pak krish..." sahutnya tanpa menoleh,ia hanya bersuara lirih.Nando yang duduk disampingnya merasa kasihan dengan eza,wanita yang benar benar rapuh.Ia menyentuh jemari eza perlahan,"Bersandarlah padaku,menangislah jika itu membuatmu terlihat menjadi lebih baik."eza menoleh sekilas,ia butuh sandaran butuh kekuatan saat ini.Ia menyandarkan kepalanya dibahu nando,Nando menariknya segera kedalam dekapannya hingga kepala eza kini berada didada bidangnya."Menangislah,tidak perlu kamu tahan,huh.anggap kami tidak melihatmu..." Sebulir air hangat mengalir dipipi eza,ia menenggelamkan wajahnya dipelukan nando tidak peduli siapa laki laki itu baginya saat ini ia sangat rapuh dan butuh sandaran.Krish menatap lewat kaca spion,lihatlah vicky....wanita ini benar benar rapuh,mempunyai suami tak menjamin kebahagiannya,ia hanya bahagia bersamamu...tapi sekarang akankah ia bisa menemukan kebahagian yang sama dengan lelaki yang memeluknya saat terluka ini sedang hatinya masih milikmu....krish berdialog dalam hatinya.

Sementara itu Sidang perdana irawan dilangsungkan hari ini,Kak andi mewakili eza untuk pengurusan,ia pergi bersama mertua dan kakak ipar adiknya.

"Eza kemana kak,kenapa tidak ikut..?" irawan bertanya kearah andi saat menemuinya sebelum persidangan dimulai.

"Dia tidak bisa ikut..."

"jelas saja dia tidak ikut,dia lebih mementingkan hadir keacara pesta pernikahan atasannya dari pada menjenguk kamu suaminya..." Ana dengan ketus menyahut ucapan andi,Irawan tampak mencaru kebenaran dengan menatap kakak iparnya itu.

"Dia pergi ke pernikahan Vicky...."

"Vicky ?" irawan mengulang perkataan Andi yang disambut anggukan olehnya.

flasback on

Eza bersiap untuk berangkat keacara pernikahan vicky,ia sudah pulang selesai jam makan siang,terlihat orang tua irawan mendatangi rumahnya untuk menjemput Andi menuju Pengadilan tempat sidang berlangsung.

"kamu sudah pulang,kirain akan pulang sore..." seru ana daat melihat menantunya,ia berusaha semanis mungkin supaya eza tidak keberatan membebaskan putranya.

"iya sudah ma.."

"baguslah,kamu bisa ikut sama kita menjenguk suamimu,dia bilang dia sangat merindukanmu,sudah dua bulan dan dia ingin bertemu istrinya...."

"maaf ma,sebenarnya eza pulang cepat karna ada undangan ke pernikahan atasan eza.."

"kamu lebih memilih pergi bersenang senang menghadiri pernikahan atasan kamu dibanding ikut menyaksikan persidangan perdana suami kamu..."

"bukan begitu ma...."

"kamu ingat enggak sih status kamu,kamu wanita yang punya suami dan suami kamu dalam masalah setidaknya prihatin sedikit..."

"sudah ma...." abang pertama irawan yang ikut itu mencoba menenangkan orangtua nya agar bersikap lembut pada eza.Sementara eza hanya diam menunduk menerima omelan mertuanya,ia bisa apa....hingga kak andi keluar memecahkan ketegangan yang terjadi.

"pergilah za,kakak akan sampaikan salam pada suamimu..." seru andi yang mengerti betapa sulit masa ini bagi adiknya.Suami yang dipenjara,kekasih hati yang menikah hingga mertua yang tampak menyeramkan,lengkap sudah deritanya.

Flashback off

"apakah vicky yang dekat dengan istriku yang kakak maksud...?"tanya irawan untuk memastikan bahwa lelaki yang menikah itu lelaki yang mencintai istrinya.

"iya dia..." irawan bersyukur setidaknya eza tidak lagi diliputi bayang bayang kekasih hatinya yang sudah menikah itu.

"Dia pasti sangat terluka..." ucap andi dengan lirih dan hanya dirinya sendiri yang dapat mendengarnya.

Tak lama mereka berbincang persidangan pun dimulai,sidang pertama membahas kronologi kejadian serta para saksi dan kesaksian Irawan sendiri.

Hampir sejam sidang pun usai dan akan dilanjut minggu depan.Saat jaksa keluar dari ruang sidang andi dengan segera menyusulnya untuk membahas sesuatu mengenai pembebasan bersyarat untuk irawan.

Sementara eza sudah terlelap dalam dekapan nando,ia membawa seluruh lukanya dalam mimpi berharap esok ia tidak lagi mengingat kejadian hari ini.Nando mengusap lembut kepalanya,wanita yang jelas jelas milik orang lain mengapa aku dengan sarkasnya ingin memiliki,hatiku sakit melihatnya terluka,dia wanita baik sudah seharusnya mendapat yang terbaik,aku hanya ingin membuatmu bahagia meski hatimu bukan milikku....bisiknya sendiri.