Setelah kepergian kak Andi eza berlalu menuju kamar untuk istirahat karna hari sudah malam.Ia mencoba memejamkan matanya,hatinya terasa lelah,tubuhnya juga merasa lelah tapi matanya tak juga terpejam,berulang kali ia membolak balik posisi tidurnya.Sialnya ia tak jua menemui kedamaian,dengan gusar eza turun dari tepat tidurnya meraih jaket kulitnya, memakai hijab seadanya dan mencari kunci motornya.Tak lama motor eza sudah berpacu dijalanan yang gelap.Jika biasanya ia takut berada dalam kegelapan,untuk saat ini dengan perasaan yang rumit ia mempunyai keberaniaan yang entah dari mana.
Eza mendongakkan pandangannya menatap bulan purnama yang malam ini tengah bersinar sempurna.Dijembatan yang sama seperti sebelumnya,ia menghentikan motornya dan berdiri ditepian pembatas jembatan.
'Aku rindu purnama yang lalu dalam balutan kabut asmara,entah mengapa aku masi merasa dirinya ada meski dirinya telah sirna....
Engkau kecup lembut keningku,ciuman pertamaku,nafas cintamu cintaku...
Dalam kian dalam rindu ini menyaksikan purnama yang sama...
Malam ini kian hening,ujung malamku...
Berselimut sepi,aku masih merindukanmu...
Kupendam rinduku disini,
menanti cintamu kembali,
Pedih hatiku menyayat rindu,membayangkan kenangan saat bersama denganmu disini dan dimanapun...
Kala purnama menghampiriku,mencumbu setiap malamku...
Seolah tak tertahan lagi airmataku berlinang...
Semakin dalam rindu yang aku pendam...
Purnama...kumohon terangi hatiku
Purnama....Purnama...
Heningku seolah tak berujung setiap malamku...
Rindu yang kusimpan sampai cintamu kembali...
Pedih rasa hati tersayat rindu,rindu dan rindu...
setiap kenangan bersamamu,adalah cinta bagimu dan untukku....'
Puisi hati eza bergulir menyairkan guratan kesedihannya,ia menggenggam tepian jembatan dengan erat,matanya sudah sembab oleh gerimis hatinya.Eza mengusap lengannya perlahan angin malam menerpanya lembut meyelimutkan hawa dingin,matanya masi tertuju pada purnama yang bersinar.
"Apakah kau merindukanku juga,apa kau masih mengingatku? esok adalah pernikahanmu,Melegakannya..." eza berucap pada dirinya sendiri,malam kian larut dan angin berhembus semakin dingin.
"Kenapa kamu disini,ini sangat dingin.." tiba tiba seseorang menyelimutkan jaket yang lebih tebal di bahu eza.Sosok laki laki yang aromanya tidak asing bagi eza,ia bahkan tak menyadari lelaki itu cukup lama memperhatikannya disitu,menangis dan menatap rembulan sendiri.Seperti pungguk merindukan bulan,entah apa yang membuatnya hanyut hingga tak menyadari sekelilingnya.
Eza membalikkan tubuhnya,ia mendapati Nando sudah berdiri dihadapannya dengan tatapan prihatin dengan kondisinya."Nando.." eza langsung menghapus jejak airmatanya,Namun tangan nando menahan tangannya.Dengan lembut lelaki itu mengusap airmata eza perlahan,"kamu selalu menyembunyikan kesedihanmu sendiri,tidak bisakah kamu bagikan denganku.." kali ini ia tidak menyebut eza dengan panggilan kakak,terlepas ia seniornya ditempat kerja ataupun usianya yang lebih muda dua tahun dari eza.
"Nando,kenapa kamu tau aku disini.."
"lalu kenapa kamu malam malam gini nangis sendirian disini,ini bahaya,malam larut dan kamu berdiri sendiri tidak tau sekeliling kamu..." Eza menatap manik mata nando yang tersirat kekhawatiran yang dalam akan dirinya.
"Berhentilah memperhatikanku nan..."
"tidak !! aku sudah katakan tidak..."
"Nando,ini permasalahanku...aku tau kamu merasa kasihan terhadapku,tapi kumohon,berhenti berlebihan padaku."
"aku hanya tidak ingin kamu menderita sendiri,aku peduli untukmu..."
"Nando kamu tau siapa diriku..?"
"hmm... wanita bersuami.."
"lalu..?"
"aku menyukaimu....tidak aku lebih dari menyukaimu....."
Tanpa menatap eza dengan spontan Nando mengakui perasaannya pada eza.Eza terperanga tak percaya,bagaimana bisa.
"Nando..."
"Bukankah sebelumnya sudah aku katakan untuk tidak menjauhiku ataupun menghindar dariku.Aku menyukaimu,aku hanya ingin berada didekatmu,melihatmu tersenyum itu cukup bagiku..."
"ini salah nando..."
"tidak ada yang salah dengan perasaanku,yang salah hanya karna statusmu yang tidak akan bisa berubah,tetaplah seperti ini...setidaknya bagilah kesedihanmu,aku akan coba dengarkan,jangan simpan sendiri,airmatamu menyakiti hatiku,..."
Eza menatap manik mata nando,lelaki dihadapannya teramat mengkhawatirkannya.Ia merasa bersalah,haruskah ia menyakiti hati lelaki dihadapannya.Nando menatap balik kedalam mata eza,Andai waktu dapat kuputar kembali,aku hanya ingin kamu menjadi milikku,tidak kuizinkan kau menangis,hanya senyum indah yang selalu kulihat,tidak peduli bagaimana hatimu,aku hanya ingin kamu bahagia... bisik nando sembari menatap lekat lekat wajah eza.