Wito dan istrinya meninggalkan rumah eza,raut wajah wito begitu cerah seolah ia baru saja memenangkan undian.
"aku enggak suka abang terlalu berlebihan sama istri mas ir..." desi istri wito pun mulai meluncurkan kecemburuannya pada suaminya."kamu kenapa des.."
"abang...abang sadar enggak sama kelakuan abang...?" wito mengernyitkan keningnya,kelakuannya,kelakuan yang mana."ngomong yang jelas des,kelakuan abang kenapa rupanya..?"
"abang sadar,abang memuji istri sepupu abang,itu berlebihan....kalian ngobrol ngalur ngidul seolah olah kami enggak ada..." wito menggeleng heran,istrinya juga termasuk orang yang tidak menyukai eza,ia tau itu...sudah hampir enam bulan irawan menikah tapi eza tak kunjung bisa berbaur dengan keluarga irawan."Des...perbaiki cara pandang kalian mulai sekarang.Eza itu baik,dia orang yang asik diajak ngobrol,kalian aja yang terlalu picik mengucilkan dia,"
"bahkan sekarang abang lebih membela dia didepan aku yang istri abang..." desi mulai melancarkan aksi merajuknya,wito menghela nafas" bukan begitu.cobalah mengerti..." wito menjadi bingung sendiri menghadapi istrinya yang keras kepala,ia tau istrinya hanya ikut ikutan saja karna seluruh keluarga membenci eza...jadi ia pun membenci eza tanpa sebab.
Sementara irawan masuk ke kamar menemui eza yang tengah asik berselancar dimedia sosial diatas tempat tidur.Irawan duduk disamping istrinya,"kelihatannya wito sangat menyukai mu..." eza melihat sekilas suaminya,"dia hanya senang ngobrol denganku,mungkin selama ini dia tidak bertemu lawan bicara yang sesuai....lagian istrinya tidak menyukaiku..."
"kenapa kamu bicara begitu..."
Dengan masi menatap layar ponselnya eza mencoba merangkai kata ,"ehm...aku rasa karna hasutan kakak ipar kamu,dan mungkin juga...karna suaminya begitu memujiku..."
"memuji....? maksud kamu dia bilang kalo kamu cantik gitu..?"
"bukan itu...dia nenyukai masakanku,hal seperti itu bisa menyinggung perasaan istri,aku lihat desi juga terlihat tidak suka wito terlalu banyak ngobrol denganku...aku sih tidak keberatan selagi itu hal yang wajar,setidaknya aku bisa menunjukan sisi diriku yang sebenarnya pada satu anggota keluargamu.."irawan menarik eza dalam pelukannya,ia mendekap wanita itu dengan lembut,"maafkan aku untuk hal yang terjadi kemarin...aku tidak tau hal kecil yang menjadi pantangan tersendiri untukmu...maafkan aku sayang..." irawan berulang kali mencium puncak kepala eza,eza hanya terdiam membisu dalam pelukannya."Dan aku minta maaf soal keluargaku,aku tidak akan memaksamu lagi untuk bisa dekat dengan mama ku,"
"aku tidak keberatan jika mereka membenciku jika aku melakukan kesalahan,tapi aku hanya tidak mengerti mengapa mereka begitu membenciku...? apa karna uangku..? aku memilih bekerja dibanding kuliah mas,itu karna aku punya impian... tabungan yang aku gunakan kelak,setidaknya jika aku punya anak aku punya sedikit tabungan untuk mereka kelak."
"kalo boleh tau apa impianmu..."
"mama ku begitu memanjakan kak andi,tidak denganku....aku ingin ia pergi berhaji dari tabunganku....kelak.aku juga tidak selamanya bisa bekerja mas,selama ini kak andi selalu memenuhi kebutuhanku tanpa sepengetahuan mama,karna kak andi tau begitu besar keinginanku untuk menarik perhatian mama...."
Irawan mendekap istrinya penuh cinta,ia paham kenapa eza tidak dekat dengan mama nya,ia lebih dekat dengan andi kakaknya.
"mas,dalam islam...uang suami itu hak istri.Tapi dalam uang istri tidak ada hak suami...aku tidak begitu paham mengenai agama,tapi aku sangat menyukai prinsip itu. Untuk itu...aku minta maaf mas,jika orang tuamu tidak menyukai ku hanya karna aku tidak mau mengeluarkan uang hasil kerjaku,"
"kamu tidak perlu minta maaf,mas tau itu.kamu anak yang baik,setidaknya buatlah mama mu bangga," irawan kembali mendekap erat wanitanya.Wanita yang selalu membuat hatinya berdebar,wanita ini yang ia sebut disepertiga malamnya.Wanita yang sudah berstatus istrinya kini.
Seluruh bagian tubuh eza seakan menjadi saksi,masa ia dalam kesulitan,masa ia menjalani hari hari dirumah sakit ditemani sang kakak,perhatian serta kasih sayang yang komplit membuat eza tidak lagi mengharapkan hal lain dari orang lain meski itu orang tuanya.Andi sudah seperti kakak dan orang tuanya,adik adik mamanya yang tak lain ibu atau bibi eza juga sudah tau itu,bahwa rere tidak begitu menyayangi eza karna semenjak eza ada rere berpisah dengan suaminya.Seperti ia melimpahkan perpisahannya karna eza.Tanpa sadar airmata eza luruh,hal yang tak ingin ia ingat,hal yang ia anggap hanya pemikirannya saja.Aku ingin bertemu kak andi,aku ingin memeluk kak andi....batinya.Irawan menyadari jika istrinya tengah menangis,ia melepaskan pelukannya,"menangislah jika itu membuatmu lega...jangan ditahan.anggap saja aku kak andi,jangan melulu merepotkannya,dia juga punya kehidupan sendiri sayang..." irawan menghapus buliran air mata dari pipi eza.Hatinya juga teramat pilu melihat wanita tercintanya bersedih.