" Banyu, dua bulan lagi mama nikahin kamu sama Garin. Kamu mau kan?" Pinta sang ibu yang paling Banyu hormati.
"Ma, maafkan Aku. Tapi aku belum bisa menikah dengan dia. Aku tidak mencintainya." Ucap Banyu dengan nada yang sangat rendah.
"Mama dan Papa dulu juga dijodohkan. Sampai setengah juga kita bias bertahan." kembali ibunya tak mau kalah.
"Yang terlalu kuat itu Mama. Yang hebat mau bertahan itu Mama. Bukan tuan Wicaksono." Banyu mulai geram.
"Banyu. Aku dan Mamamu sudah berdamai. Kami saling menyayangi. Semua sudah berakhir. Jangan kamu bahas lagi." Kali ini suara tegas Ayahnya yang terdengar.
"Kamu jangan begitu. Garin itu anak yang baik. Dia memang bukan orang kaya dan terpandang tapi anaknya sopan dan pintar. Apa lagi dia juga rajin." Bela sang ibu.
"Ma, aku ga mau kalau dia kesini tanpa aku cintai. Bisa bisa nanti dia jadi asisten rumah tangga di keluarga ini kaya mama dulu." Banyu memutar bola matanya, jengah.